Kamis, 06 Oktober 2011

Remaja dan Tantangannya dalam Terang Alkitab

I. Perkembangan Remaja

a. Perkembangan Fisik

Diakhir masa anak-anak, terlihat jelas pertumbuhan fisik yang cukup mencolok dengan adanya perubahan- perubahan besar yang terjadi pada masa ini, misalnya : perubahan dalam ukuran badan (meliputi tinggi dan berat badan). Perbedaan yang cukup mencolok dalam perkembangan antara pria dan wanita, yaitu bahwa remaja wanita mengalami perkembangan fisik yang lebih cepat daripada pria.
Perbedaan perkembangan tersebut tampak jelas dalam perbandingan sebagai berikut:
1. Remaja pria : Permulaan percepatan pertumbuhan berbeda- beda dan berkisar antara 10,5 tahun dan 16 tahun
2. Remaja wanita : Pada wanita pertumbuhan sudah mulai terlihat antara 7,5 tahun dan 11,5 tahun dengan rata-rata 10,5. Puncak penambahan tercapai pada usia 12 tahun, yakni kurang lebih 6-11 cm setahun.
Ternyata perubahan hormonal di dalam tubuh demikian luas akibatnya, tidak hanya perubahan sifat melainkan juga wajah dan tubuh memperlihatkan adanya perubahan.
Dari wajah dan tubuh kekanak-kanakan menjadi seorang dengan penampilan dewasa ; tetapi emosionalitas pun memperlihatkan adanya gejolak suasana hati yang tidak menentu.
Kadang-kadang terlihat seolah-olah dunia dan lingkungan sama sekali tidak memberikan harapan lagi, ada saat –saat dimana suatu keadaan terasa menyenangkan karena suasana hati tenang dan cita-cita yang setinggi langit diraihnya
Keadaan gejolak suasana hati yang turun naik ini tidak perlu menggelisahkan baik mereka yang sedang mengalami maupun orang- orang disekitarnya. Kita harus mengerti bahwa setiap perubahan hormonan didalam tubuh, yang baru saja dialami akan dihayati melalui suasana hati yang berubah-ubah.
Pengetahuan mengenai proses pendewasaan tubuh yang sedang dialami sebenarnya dapat menghapuskan kegelisahan diri karena menghilangkan persoalan yang menimbulkan tanda tanya mengenai tubuh.
Suasana hati maupun penampilan diri sendiri, akan lebih memudahkan tercapainya keseimbangan dalam diri dengan mencapai penyesuaian terhadap perubahan-perubahan tersebut.
Dengan demikian jelaslah bahwa pada masa pekembangan fisik ini tubuh mengalami suatu proses pematangan badani baik luar maupun dalam. Pada umunya , pada akhir masa ini para remaja telah memperoleh kembali keseimbangan, walaupun tubuh sudah mengalami perubahan yang hebat. Tubuh sudah mencapai kematangannya dan sudah berfungsi sebagai “penegak keturunan”.

b. Perkembangan psikologis

Di samping mengalami pertumbuhan fisik,pada usia remaja seoarang anak juga mengalami pertumbuhan psikologis. Adapun faktor perkembangan psikologis pada remaja dibagi dalam beberapa bagian, antara lain:


1. Perkembangan intelektual
Pengertian intlektual berhubungan dengan kata intelegensi. Berdasarkan etimologi, kata kerjanya adalah inteligere (bahasa latin) yang berarti : “ membaca dan menangkap”. Dengan demikian intelliegere berarti membaca dimensi dalam segala hal dan menangkap arti dalam.
Perkembangan intelektual seorang remja menyebabkan ia mampu untuk memikirkan dirinya sendiri, dan hal ini membuat remaja mempunyai ide-ide berlebihan yang disertai dengan teori – teori dan sikap kritis.
Penilaian mengenai diri sendiri pada masa ini sering mengarah pada penelitian yang negative dan mengkritik diri sendiri serta tidak menerima kekurangan atau kegagalannya. Sehingga para remaja merasa rendah diri yang dapat mengakibatkan over konvensasi, murung, mengasingkan diri, hilang kepercayaan (ragu-ragu dalam bertindak). Penilaian negatif tersebut bukan hanya pada diri sendiri, tetapi juga pada orang lain. Ia terlalu mengkritik dan tidak dapat bertoleransi terhadap kelemahan orang lain sehingga menimbulkan konflik dan kesenjangan hubungan dengan sesame. Taraf kemampuan intelektual remaja menentukan apakah ia memperoleh pengertian akan sifat-sifat dan pandangan yang patut diambil atau ditolaknya dari lingkungan luar keluarganya.


2. Perkembangan Emosional
Masa remaja merupakan suatu kurun waktu transisi di satu pihak remaja tidak dapat dikatakan sebagai anak-anak, dipihak lain remaja belum dapat digolongkan sebagai orang dewasa. Dengan keadaan ini seakan-akan remaja berpijak diantara dua kutub, yaitu kutub masa anak-anak yang akan ditingkatkan dan kutub masa dewasa yang akan dimasukinya. Keadaan yang belum pasti ini sering menimbulkan masalah bagi remaja, seperti timbulnya konflik-konflik batin dan kekaburan identitas. Sifat dan keadaan emosional remaja tidak tetap.
Sejauh seseorang berhasil menguasai diri, emosi dapat menjadi sumber kekuatan ketegasan, keberanian dan kreatifitas. Keadaan emosional remaja tidak selalu diwarnai oleh emosi negatif.
Keadaan emosi pada masa remaja ditandai dengan ciri – ciri khas sebagai berikut: Keinginan mencapai jati diri, keinginan ingin diakui dan dihargai, keinginan untuk dicintai dan mencintai terutama berhubungan seksual dengan orang lain, keinginan bebas tanpa dikekang, mencari figur idola, cenderung menentang , terikat dengan kelompok.
Oleh karena itu sangat diperlukan sekali bimbingan terhadap remaja agar dibimbing untuk mencapai “ kebebasan emosional”, sehingga dengan bekal “ kebebasan emosional “ berlandaskan kemampuan untuk membedakan mana yang baik dan tidak baik, apa yang patut dipilih dan apa yang patut dihindari, atau tindakan serta keputusan manakah yang sebaiknya diambil, remaja dapat manjalankan tugas perkembangan selanjutnya.
Usaha memperoleh kebebasan emosional ini sering disertai perilaku “ pemberontakan “ dan melawan keinginan orang tua.


3. Perkembangan Moral
Moralitas artinya keadaan nilai-nilai moral dalam hubungan dengan kelompok sosial, Kata “Moral” berasal dari kata latin ”Mores”, yang artinya tata cara dalam kehidupan, adat- istiadat, kebiasaan, sebelum anak memasuki masa remaja, kehidupan teratur dengan tata cara tertentu : Tindak- tanduknya acap kali mengalami tantangan, baik dari teman sebaya maupun dari generasi yang lebih tua.
Ternyata “ dekadensi “ moral yang dialami pada masa remaja sebenarnya hanya bersifat sementara. Remaja yang mengalami perkembangan yang wajar, akan mencapai moralitas yang wajar juga. Perkembangan moralitas remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Dari beberapa penelitian, dapat disimpulkan bahwa perkembangan moral erat bertalian dengan proses kemampuan menentukan suatu peran dalam pergaulan dan menjalankan peran tersebut. Semakin bertambah banyak peran yang dipegang, semakin banyak pengalaman yang merangsang perkembangan moral. Disini remaja sangat membutuhkan bimbingan dari generasi yang lebih dewasa.
Melihat pentingnya orang dewasa pada perkembangan moral maka faktor orang tua dan orang dewasa lainnya (gereja) bagi remaja tidak boleh diabaikan. Mereka perlu menyadari pentingnya peranan mereka dalam menyokong serta mendampingi si remaja dalam perkembangan moralnya sebagai dasar hidup utama dimasa yang akan datang. Disinilah inti persoalannya serring kali terjadi, karena remaja gagal mendapat bimbingan dari orang tua dan gereja yang diharapkan. Akhirnya banyak remaja yang mencapai petualangan, pengalaman sendiri.

4. Perkembangan Religius
Menurut W. Starbuck dalam psikologi agama, perkembangan rasa keagamaan pada remaja sejalan dengan perkembangan jasmani, intelektual dan rohaninya, perkembangan itu adalah:

a. Pertumbuhan pikiran
Ide dan dasar keyakinan beragama yang diterima remaja dan masa kanak-kanaknya sudah tidak begitu menarik bagi mereka. Sifat kritis terhadap ajaran agama mulai timbul selain masalah agama, remajapun sudah tertatik pada masalah kebudayaan, sosial ekonomi dan norma kehidupan lain. Hasil penenlitian Allport, Gillesphy dan young menunjukkan : Pertama, 85% remaja katolik Romawi tetap taat menganut ajaran agamanya. Kedua, 40% remaja Protestan tetap taat terhadap ajaran agamanya.
Dari hasil ini dinyatakan bahwa agama yang ajarannya lebih konservatif lebih banyak berpengaruh bagi para remaja untuk tetap taat pada ajaran agamanya. Sebaliknya agama yang ajarannya kurang konservatif-dogmatis dan agak liberal akan mudah merangsang pengembangan pikiran dan mental para remaja sehingga mereka banyak meninggalkan ajarannya agamanya. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan pikiran dan mental remaja mempenggaruhi sikap keagamaan mereka.

b. Pertumbuhan Perasaan
Menurut Dr. Jalaludin, berbagai perasaan telah berkembang. Perasaan sosial, etika dan seni telah mendorong remaja utnuk menghayati kehidupannya. Kehidupan yang religius dalam lingkungan keluarganya akan mendorong kearah religious pula. Begitu pula bagi remaja yang kurang mendapatkan siraman agama maka akan lebih didominasi ke dorongan seksual. Ditambah lagi akan perasaan ingin tahu yang tinggi maka akan lebih terperosok kearah pergaulan bebas dan seksual yang negatif.


II. Pencarian Jati Diri

Dalam buku psikologis remaja, Singgih Gunarsa memberikan pengertian mengenai identitas sebagai berikut ;
a. Identitas dapat diartikan sebagai inti pribadi yang tetap, maupun mengalami perubahan bertahap dengan pertambahan umur dan perubahan lingkungan.
b. Identitas dapat diartikan cara hidup tertentu yang sudah terbentuk pada masa- masa sebelumnya dan menentukan peran sosial manakala harus dijalankan.
c. Identitas merupakan suatu hasil yang diperoleh pada masa remaja, akan tetapi masih mengalami perubahan dan pembaharuan.
d. Identitas dialami sebagai suatu kelangsungan di dalam dirinya dan dalam hubungan diluar dirinya
e. Identitas merupakan suatu penyusunan peranan sosial yang pada dasarnya mengalami perubahan.
Dari beberapa keterangan mengenai identitas dapat disimpulkan bahwa identitas merupakan suatu persatuan, yaitu persatuan yang terbentuk dari asas-asas, cara hidup, pandangan-pandangan yang menentukan cara hidup sebelumnya.


Dalam perkembangan identitas ini, terdapat dua faktor yang sangat berperan.
a. Identifikasi, identifikasi hampir dapat disamakan dengan peniruan, akan tetapi sifatnya lebih mendalam dan menetap. Para remaja akan mengambil teladan dari orang- orang yang mereka kagumi, misalnya : guru, orang tua, tokoh musik, dan sebagainya. Selama masa remaja, mereka meng-idola-kan tokoh- tokoh tersebut.
Diantara semua identifikasi tersebut yang paling sesuai akan dipilihnya untuk menentukan cara hidup dikemudian hari.
b. Experimentasi, eksperimentasi erat hubungannya dengan peran sosial sebelum ia menentukan peranan sosial yang diambilnya untuk masa dewasa. Disini peran guru dan para pendidik diharapkan dapat menjadi perangsang bagi timbulnya sikap mandiri dari para remaja sesuai dengan tingkat kedewasaan masing –masing. Melihat faktor perkembangan identitas diatas, maka hal-hal yang berperan dalam perkembangan identitas adalah:
1. Kepercayaaan diri
2. Sikap berdiri sendiri
3. Keadaan keluarga dengan faktor- faktor yang menunjang identifikasi
4. Kemampuan intelektual remaja.


III. Pergaulan Remaja dalam Pandangan Alkitab 

Pergaulan seorang remaja tidak hanya terbatas pada teman sekolahnya saja, melainkan juga dari sekolah lain, suatu organisasi, lingkungan atau gereja, pengaruh pergaulan tidak dapat dipandang ringan sebab mereka sering bertemu, sehingga memungkinkan terciptanya suatu kebersamaan. Alkitab menegaskan “ Janganlah kamu sesat, pergaulan buruk merusak kebiasaan baik “. ( 1 Korintus 15;33).
Di sini dapat disimpulkan, betapa pentingnya remaja memilih teman yang baik dalam pergaulan. Sebab pergaulan sangat besar pengaruhnya bagi seseorang remaja, baik secara positif maupun negatif.
Dalam buku mengatasi kenakalan remaja, dikatakan sebagai berikut, “ Kehadiran teman dan keterlibatannya dalam suatu kelompok sosial membawa pengaruh tertentu, baik dalam arti positif maupun arti negatif. Bila seseorang dari kelompoknya senang dengan acara disko, ia akan mudah terpengaruh pula untuk ikut dalam acara tersebut. “ Masalah pergaulan memang sangat hakiki, seorang teman dapat saja mempengaruhi dengan cara memperkenalkan hal-hal negatif.
Dalam Mazmur 119 : 63, “ Aku bersekutu dengan semua orang yang takut kepadaMu”. Bukan tanpa alasan Daud memilih-milih teman dalam pergaulan, bukannya sombong dan egois, karena Alkitab sendiri memperingatkan agar kita tidak sembarang bergaul. Ada dua alasan yang mendasar mengapa kita tidak diperbolehkan sembarang bergaul : Pertama, pergaulan mempengaruhi karakteristik kita, kenyataan telah banyak membuktikan bahwa seorang bergaul dengan orang yang baik tingkah lakunya, otomatis karakter orang itu akan menjadi baik pula.
Demikian juga sebaliknya, bila seorang bergaul dengan orang jahat, otomatis karaktenya akan menjadi jelek. Hal ini diperkuat dalam Amsal 13:20 “Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang”. Kedua, pergaulan dapat menolong memberi jalan keluar dalam permasalahan. Sebagai seorang remaja, kita tidak pernah luput dari berbagai problema hidup. Takkala kita menghadapi masalah , apa jadinya bila teman sepergaulan kita hidup dalam dosa free sex, kecanduan narkoba atau tidak pernah ke gereja ? akan mampukah ia memberi kita jawaban yang sehat ? atau dia akan memberikan jalan keluar tetapi akan mengarahkan kita kepada kebebasan seks, pengguna obat-obatan terlarang atau menuruh kita stop saja ke gereja ? inilah yang patut dijadikan pertimbangan bila kita memilih seorang teman. Jangankan teman biasa, teman sehidup sematipun bisa keliru memberikan jalan keluar. Ketika Ayub dalam penderitaan yang hebat, perhatikan bagaimana isteri Ayub memberikan nasehat (Ayub 2:9 ).
Paulus mengingatkan bahwa anak-anak Tuhan sedang terlibat dalam kancah peperangan Rohani, yang bukan melawan darah dan daging, tetapi melawan kuasa kegelapan di udara (Efesus 6:12). Ada perasaan kuatir yang sedang melanda kerajaan setan akhir-akhir ini, ketika melihat Allah sedang memakai generasi muda untuk kemuliaan-Nya. Karena iblis tahu bahwa generasi muda di karuniai Allah dengan kekuatan dan semangat yang berapi-api (Amsal 20:29), sehingga ia mencoba menawan generasi muda agar ia tidak mampu menunjukkan kualitas guna memporak- porandakan benteng kuasa kegelapan misalnya:


a. Pemberontakan
Sangat disayangkan bila kepintaran dan kemauan keras dalam diri generasi muda dipakai untuk memberontak kepada orang tua. Hal ini bersumber dari perasaan ingin bebas dan rasa percaya diri yang terlampau tinggi. Mungkin hal ini tidak terlalu mengkuatirkan, tetapi tanpa disadari bahwa kejahatan para remaja sebenarnya berawal dari pemebrontakan terhadap orang tua ( 2 Timotius 3;2 )


b. Seks bebas
Seks diciptakan Tuhan untuk sarana penggenapan ilahi. Namun iblis telah masuk dengan terlebih dahulu melumpuhkan iman para remaja sehingga yang ada di dalam mereka adalah pertimbangan daging dan bukan pertimbangan iman.
Ada banyak remaja yang awalnya tidak menganggap bahwa seks bebas itu jebakan iblis. Namun ketika ia terjebak didalamnya, ia sadar bahwa ini suatu ikatan yang sulit dilepaskan. Salah satu yang iblis inginkan dari para remaja yakni kehilangan harga diri. Karena itu para remaja harus senantiasa sadar dan berjaga-jaga, sebab iblis berjalan berkeliling sama seperti singa yang mengaum-aum mencari orang yang dapat ditelannya (1 Petrus 5;8) dan jangan memberi kesempatan kepada iblis (Efesus 4:2

c. Narkotika,minuman keras dan rokok
Inilah tantangan remaja ditengah dunia yang semakin ganas. Peningkatan penggunaan narkotika ini lebih banyak diakibatkan faktor gengsi dari pada kebutuhan. Awalnya hanya ikut-ikutan tetapi terjebak juga. Banyak remaja yang kurang menyadari bahwa penggunaan narkotika berdampak langsung pada kesehatan seseorang. Sebuah penelitian mengatakan bahwa dalam kerongkongan pengguna narkotika terdapat luka yang merupakan cirri dari kanker tahap ini.
Minuman keras tergolong memiliki pengguna yang banyak, bahkan bukan hanya di kota tetapi di desa-desa banyak juga yang telah terlibat didalamnya. Demikian pula halnya dengan rokok meskipun dampak negatifnya tidak langsung dirasakan, tetapi rokok dapat mengakibatkan kerugian besar terhadap kesehatan seseorang. Karena itu para remaja harus menyadari bahwa tubunya adalah bait Roh kudus dan bahwa Roh Tuhan diam didalamnya sebab itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu ( 1Korintus 6:19-20).

d. Kriminalitas
Ada pendapat mengatakan bahwa kecendrungan seseorang melakukan tindakan kriminal disebabkan faktor hereditas atau pembawaan. Teori ini dikemukakan oleh Cesare Lombrosa seorang dokter dan krimonolog berkebangsaan Italia. Namun tidak sedikit pula yang melakukan kriminal akibat pengaruh lingkungan. Kriminalitas erat kaitannya dengan penggunan narkotika dan minuman keras, khususnya didesa-desa tidak kriminal kebanyakan oleh generasi muda yang senang meneguk minuman beralkohol dan yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, jauh dari ibadah dan sangat merosot dalam iman.
Dalam meniti masa depan, ada banyak rahasia didepan kita. Kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi besok hari, tetapi bila kita ada dalam tuntunan Tuhan Yesus Kristus, maka tujuan hidup kita akan terang benderang tanpa kegelapan. Sebab Allah tidak pernah merancangkan rancangan kegagalan, kecelakaan bagi kita namun rancangan damai sejahtera dan memberikan kepada kita hari depan yang penuh harapan ( Yeremia 29:11).
Sebab itu para remaja harus berhati – hati terhadap siasat iblis. Kalau Tuhan mengawali pekerjaan kita memulai dengan kemanisan, karena iblis pun menyamar sebagai malaikat terang (2 korintus 11:14 ).


IV. Hubungan Seks


a. Seks
Secara etimologi, seks dalam bahasa Indonesia adalah seksual (kata sifat), sexual (inggris ), seksueel (Belanda) yang berasal dari kata dasar seks/sex/ sekse, yang berarti jenis kelamin.
Seks adalah ciptaan Tuhan yang baik dan indah (kejadian 1:31). Manusia berkewajiban menikah sebab alasan yang sederhana, yaitu bahwa dalam penciptaan Tuhan memerintahkan agar mereka (laki-laki dan perempuan ) berbuat demikian. Adolph Von Harles menggambarkan bahwa seks dalam pernikahan itu baik dan sesuai dengan pengajaran Kristen dan Alkitabiah.

b. Pandangan Alkitab tentang seks
Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya. Dalam Kejadian 1:27 dikatakan demikian ; “ Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambarNya, menurut gambar Allah diciptaknnya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. “ Konsep yang sama diajarkan Paulus dalam Kolose 3;10 dan Yakobus 3;9 dalam Perjanjian Baru. Bersamaan dengan itu Allah juga memberikan tujuan hidup bagi manusia, yaitu agar mereka dapat bersekutu dan bergaul dengan Allah. Namun oleh karena dosa manusia kehilangan tujuan yang ditetapkan oleh Allah. Akan tetapi Allah tidak selamanya memberikan manusia kehilangan tujuan yang telah ditetapkannya. Sebab itu Ia mengutus anak-Nya yang tunggal supaya manusia dapat kembali kepada tujuannya.
Seperti telah disebutkan, Tuhan menciptakan manusia laki –laki dan perempuan. Setelah masa penciptaan. Tuhan memberikan perintah-perintah untuk mereka selanjutnya: “ Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging “. (Kejadian 2:24). Dalam perjanjian Baru pada awal pelayanan-Nya, Tuhan Yesus menghadiri dan ikut ambil bagian dalam pesta perkawinan di kana. Dengan tindakan itu Yesus menunjukkan bahwa Ia menyetujui pernikahan termasuk hubungan seks didalamnya (Yohanes 2:1-11). Kemudian ketika orang - orang farisi menanyakan tentang perceraian, Yesus mengulang apa yang tertulis dalam kitab kejadian, yaitu bahwa orang laki-laki akan meninggalkan orang tuanya supaya bersatu dengan istrinya dalam pernikahan dan mempunyai hubungan sedaging (Matius 19:3-6; Markus 10:6-9 ). Ia mengingatkan orang- orang farisi bahwa sejak awal dunia hubungan sedaging menjadi rencana Tuhan bagi laki-laki dan perempuan didalam pernikahan (1 Korintus 7:2-5; 1 Tesalonika 4:1-8 ; Ibrani 13:4 ).
Tuhan memberikan hukum kepada bangsa Israel “jangan berzinah” ( keluaran 20:14). Sebagai konsekuensinya, siapa yang melakukan perzinahan berarti melawan perintah Allah. Di dalam Perjanjian Lama terlihat jelas bahwa Allah menentang segala macam bentuk praktek hubungan seks diluar nikah.
Nilai dan arti keperawanan secara literal sangat dijunjung tinggi. Bila ternyata keperawanan seorang wanita telah hilang sebelum pernikahan, dosa ini di hukum dengan cara “melempari wanita tersebut dengan batu hingga mati”(Ulangan 22:21). Hukuman mati ini dilaksanakan karena konsep Perjanjian lama menilai perzinahan sama dengan pembunuhan (Ulangan 22:26).
Dalam Perjanjian Baru, perbuatan zinah bukan hanya merupakan hubungan seks diluar nikah. Dalam Matius 5:27-28, Yesus berkata tegas: “ kamu telah mendengar Firman jangan berzinah tetapi Aku berkata kepadamu: setiap orang yang memandang perempuan dan menginginkannya, sudah berzinah, yaitu dimulai dari dalam hati,” yang penuh dengan keinginan nafsu perzinahan, sehingga perbuatan zinah itu tidak secara tiba-tiba terjadi melainkan merupakan tindak lanjut dari pikiran yang penuh dengan nafsu. Alkitab menegaskan bahwa orang yang berzinah itu:
1. Merusak diri atau tubuh (Amsal 6: 32)
2. Tidak mendapat bagian dalam kerajaan Allah (Wahyu 2:22;21:8). Dalam Alkitab kata “percabulan” (1korintus 7:2) pada dasarnya dugunakan untuk menggambarkan segala pelanggaran seksual pada umumnya. Kata “perzinahan” dalam Alkitab dipakai dalam arti hubungan seks diluar pernikahan, hal ini termasuk juga hubungan seks diantara dua orang yang belum menikah maupun sesorang yang bukan istri.suami sendiri (Keluaran 20:14; Markus 10:19; Roma 13;9). Penyalahgunaan seks sering dihubungkan dengan kata-kata “hawa nafsu, pencemaran, percabulan dan kenajisan” (Roma 5:19 ; Efesus 5:13; kolose 3;5).

c. Maksud Tuhan menciptakan seks
Menurut Verkuyl dalam bukunya Etika Kristen, maksud Tuhan menciptakan seks mempunyai dua arti :
1. Hubungan seks sebagai pernyataan kasih badani, hubngan seks berarti dua orang menjadi satu (Matius 19:5; Markus 10:8). Hal ini mempunyai arti yang cukup dalam, yaitu bahwa dua pribadi yang sebelumnya tidak saling mengenal sama sekali, didalam persetubuhan dapat memperdalam pengenalan satu sama lain dengan membentuk hubungan mesra yang dulunya dua kini menjadi satu. Dari persetubuhan keluar suatu daya ikat, dimana kedua manusia itu membuka selubung rahasia masing-masing dan membentuk hubungan yang mesra dengan orang lain yang berbeda pribadi.
2. Untuk melangsungkan keturunan. Melalui hubungan seks, suami dan istri dapat mewujudkan cinta kasih mereka dalam membuahkan anak. Dengan adanya anak,suami dan istri dapat turut ambil bagian dalam rencana Tuhan. Namun perlu ditekankan bahwa melahirkan anak bukanlah satu- satunya fungsi seks.

d. Menghindari pelanggaran seksual
Setiap manusia memiliki potensi seks. Dan menurut penelitian medis, potensi seksual seseorang mencapai puncak ketika berusia 15-35 tahun. Tak heran bila pada usia tersebut terjadi banyak penyimpangan seksual. Ini dilihat dari sudut pandang ilmiah. Sedangkan dari kacamata rohani, fenomena ini akibat dari pengaruh kuat atau strategi kuasa kegelapan dalam membutakan para remaja agar tidak lagi takut akan Tuhan.
Ada banyak yang sering ke gereja bahkan sedang melayani Tuhan namun masih terjerumus kedalam perangkap iblis. Jarot dan Ester (2003:48-70).
Bahkan Billy Graham pernah berkata, “ Jika saudara kalah dalam perjuangan seks, maka saudara akan kalah dalam perjuangan hidup”. Hubungan seks itu nikmat dan mendatangkan kebahagiaan bagi kedua insan karena itu adalah bagian dari rencana Allah. Tetapi bila seks disalahgunakan, maka bukan kebahagiaan yang didapati tetapi malapetaka.
Salah satu contoh dalam Alkitab, ketika Amnon merenggut kegadisan Tamar, maka timbullah kebencian dalam hatinya (2 Samuel 13:14-15). Tidak ada keuntungan berhubungan seks sebelum menikah karena iblis tidak pernah mendatangkan keuntungan bagi orang percaya. Di bawah ini ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menghindari pelanggaran seksual di luar nikah:

1. Berpakaian dengan sopan
Untuk mengetahui moral seseorang bisa kita ketahui lewat pakaiannya. Dalam Amsal 7:10 mengungkapkan bahwa perempuan tuna susila dapat dikenal dari pakaiannya. Demikian juga dalam kejadian 38 : 13-17 seorang sundal dapat ditebak dari pakaiannya. Kalau perempuan sundal sering mengenakan pakaian yang tidak sopan, mengapa cara-cara berpakaian seperti ini harus ditiru oleh anak – anak Tuhan?
Rasul Paulus pernah menuliskan dalam 2 Korintus 6;3 “ Dalam hal apapun kami tidak memberi sebab orang tersandung, supaya pelayanan kami jangan dicela.”

2. Selektif membaca dan menonton
Membaca buku-buku bagaikan bercakap-cakap dengan seorang yang berpendidikan. Memang asyik membaca sebuah bacaan, namun bukan berarti kita tidak lagi selektif terhadap apa yang sedang kita baca. Menonton akan membuat kita mendapat banyak informasi baik dalam negeri ataupu luar negeri, tetapi tidak sedikit tontonan yang tidak pantas di tonton seperti film-film porno. Generasi muda harus mewaspadai hal ini. Apa yang kita baca dan tonton, itu pasti akan mempengaruhi tindakan sehari – hari


3. Mampu berkata “tidak”
Godaan tidak akan hilang dari bumi ini, Selagi kita mendiami dunia ini, kita akan berhadapan dengan berbagai rayuan yang merangsang keinginan daging. Para remaja harus memandang hal ini sebagai bagian dari strategi kuasa kegelapan untuk menghancurkan generasi pilihan Allah. Karena itu para remaja harus hidup dalam pengendalian Roh Kudus dan takut akan Tuhan.

4. Mengapa Yusuf bisa
Godaan seksual itu bisa datang kapan dan dimana saja. Tuhan lewat Firman-Nya memperingatkan supaya kita harus melawan godaan itu. Kalau demikian apa rahasianya agar kita mampu melawan godaan ? contoilah Yusuf, meskipun telah berada dalam perangkap, namun ia bertindak tegas yakni ‘ lari’ dan rahasia mengapa Yusuf mampu menghindar dari jebakan amoral kita dapat lihat dalam Kejadian 41:38 “ lalu berkatalah Firaun kepada pegawainya, “ mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah? “. Inilah kunci kekuatan Yususf sehingga ia mampu berkata tidak kepada penyelewengan seks.
Pengendalian Roh Allah dan rasa takut akan Tuhan telah menguasai hati nurani Yususf. Daging tidak mampu menolak yang berdimensi daging. Keinginan daging hanya bisa ditolak dengan dimensi roh. Disinilah pentingnya para remaja dipenuhi dan dikendalikan Roh Kudus. Ketika generasi muda tidak mampu berkata “tidak “, disinilah awal kejatuhannya. Dan kejatuhan awal ini besar kemungkinan akan membuka jalan bagi para remaja menuju kehancuran. Verkuyl, (2005: 249-253)


5. Peranan pemimpin gereja dalam mencegah praktek hubungan seks pra nikah
Meskipun tanggung jawab pemimpin gereja berat dan banyak, akan tetapi banyak yang berpandangan bahwa masalah seks merupakan salah satu dari tanggung jawab pemimpin gereja, karena :
1. Pemimpin gereja mempunyai hubungan dekat dengan keluarga – keluarga
2. Gereja memiliki konsep – konsep yang benar tentang pernikahan dan kehidupan keluarga, mempunyai kehidupan yang ideal untuk melaksanakan program pendidikan seks yang efisien.

a. Langkah-langkah yang dapat di lakukan gereja dalam mencegah terjadinya penyalahgunaan seks dikalangan remaja:
1. Memotivasi orang tua untuk mendidik para remaja dalam masa perkembangannya, megingat ruang lingkup pergaulan remaja sangat luas.
2. Mengadakan ceramah, pengarahan atau diskusi tentang penerangan/pendidikam seks bagi remaja sehingga mereka terhindar dari penyimpangan- penyimpangan seks, dengan memberikan bimbingan dan dorongan positif bagi para remaja.
3. Menumbuhkan rohani remaja, dengan cara menggiatkan remaja dalam pelayanan di gereja lewat wadah persekutuan pemuda remaja.
4. Memberikan keteladanan dalam sikap keseharian serta peran aktif dalam membimbing dan membina serta memberikan perhatian dengan penuh kasih dan tanggung jawab.
5. Remaja akan tumbuh menjadi remaja yag menemukan identitas dirinya jika ia di bimbing dan dibina serta diberi perhatian yang cukup dari gereja, bahkan bila remaja dibimbing dan dibina secara tepat, krisis- krisis yang terjadi dalam dirinya justru akan membantu dia dalam mencapai proses kedewasaannya.
6. Mendorong orang tua untuk bertanggung jawab memberikan didikan Alkitabiah dan rohani kepada para remaja, yang akan mempersiapkan mereka untuk hidup berkenan kepada Allah.
7. Mendorong remaja untuk tetap hidup tidak menurut keinginan / kehendak dunia serta bersaksi dan bekerja bagi Allah ( 2 Kor 6;14-7; Yak 4;4).
8. Pemimpin gereja harus berupaya untuk memiliki pengetahuan tentang seks dari berbagai sumber.
9. Membina dan mendorong remaja untuk hidup bertekun dalam doa ( Kis. 6:4; Roma 12:12; Ef 6: 18 ; Yak 5:16 ) sehingga mereka dapat mengerti rencana Allah bagi hidup mereka “ (Dikutip oleh Lumoindong, 1996:75).
Dari beberapa uraian diatas, dapat kita lihat bahwa gereja juga mempunyai peranan penting dalam mencegah terjadinya penyalahgunaan seks pada masa remaja.


b. Beberapa petunjuk praktis bagi pengendalian seks pada masa remaja hingga pernikahan:
1. Percaya bahwa Tuhan adalah pencipta, yang Maha kuasa dan kekal, yang telah menciptakan dunia dan semua isinya. Hal ini merupakan inti dari ke-Kristen-an (Kejadian 1;1; Kolose 1:16; Ibrani 11;3 ).
2. Bahwa laki-laki dan perempuan di ciptakan segambar dengan Allah (Kejadian 1:27). Konsep yang sama juga diajarkan oleh Paulus (Kolose 3:9,10 ) dan Yakobus (Yak 3: 8-9 ), maka kita dapat mengatakan bahwa, “ Tuhan telah menciptakan setiap laki-laki dan perempuan sebagai suatu jiwa, pribadi, unit yang memiliki pikiran ( rohani, mental, emosi, hubungan sosial dan moral). Dan pada saat yang sama Tuhan menciptakan mereka dengan tubuh daging yang bersifat fisik (dengan kemampuan reproduksi seksual).
3. Kekudusan dari kepribadian manusia jelas terlihat melalui kenyataan bahwa Tuhan telah menciptakan manusia sesuai gambar-Nya dan bahwa kristus telah mati bagi penebusan dosa manusia. Dengan demikian ide bahwa nilai – nilai yang tinggi ada pada manusia, bukan pada benda ataupun binatang. Ini berarti bahwa setiap laki-laki dan perempuan memiliki martabat dan nilai tinggi.
4. Percaya bahwa karena semua orang diciptakan segambar dengan Allah, maka semuanya adalah manusia yang aktif dan mempunyai kesadaran. Petunjuk ini berkaitan dengan kebebasan yang kita miliki untuk memilih pola-pola tingkah laku.
Kita bebas untuk berlaku baik atau jahat. Tabiat yang berdosa pada laki-laki dan perempuan membawa banyak orang baik muda ataupu tua, untuk mengikuti arus dan memilih yang jahat dalam situasi yang dihadapinya. Kuatnya dan dalamnya tabiat dosa manusia merupakan kenyataan yang harus diperhatikan para remaja dalam memilih.
5. Percaya bahwa keluarga adalah unit teratur yang merupakan dasar dari semua perkembangan manusia secara fisik, mental, hbungan sosial, dan kebudayaan (Kejadian 2:24). Keluarga merupakan tempat berkembangnya nilai- nilai dasar manusia dan kemajuan manusia, benteng kebudayaan manusia dan daar dari kerajaa n Allah.
6. Apabila seksualitas manusia dikendalikan, diarahkan dan digunakan dengan benar dalam pernikahan sesuai dengan rencana Tuhan, maka seksualitas menjadi sesuatu yang baik dan menjadi salah satu berkat terbesar dalam proses pengalaman manusia.
7. Percaya bahwa hubungan seks sebelum menikah merupakan pelanggaran langsung terhadap manusia lain dan juga terhadap tujuan Tuhan
8. Percaya bahwa hubungan seks sebelum menikah merusak orang lain, meskipun ia setuju untuk melakukannya.
9. Percaya bahwa hubungan seks sebelum menikah, sedikit demi sedikt akan meretakkan dasar – dasar kehidupan keluarga yang efektif.
10. Percaya bahwa tidak mungkin bagi seseorang yang dewasa dan berfikiran sehat untuk dengan logis mempercayai dan membela hubungan seks sebelum menikah. Miles (2000 :187- 193 ).

POLA KEPEMIMPINAN YESUS

Pola Kepemimpinan Yesus.

1. Kepemimpinan Yesus adalah kepemimpinan yang melayani (pelayan)
Definisi pelayanan adalah sebuah konsep kepemimpinan etis yang diperkenalkan oleh Robert K. Greenlaf tahun (1970), menghabiskan 40 tahun karirnya dibidang penelitian managemen pengembangan dan pendidikan pada perusahaan di Amerika Serikat. Model kepemimpinan ini adalah melayani orang lain yaitu pelayanan kepada karyawan , pelanggan dan masyarakat sebagai prioritas utama dan yang pertama. Kepemimpinan pelayanan adalah suatu kepemimpinan yang berawal dari perasaan tulus yang timbul dari dalam hati yang berkehendak untuk melayani pilihan yang berasal dari suara hati itu kemudian menghadirkan hasrat untuk melayani menjaadi pemimpin. Perbedaan manifestasi yang membedakan pelayanan yang diberikan (Lantu,Dkk:28-29).
Karakteristik yang membedakan anatara pemimpin pelayanan dengan model sebelum adanya keinginan untuk memimpin. Selanjutnya mereka yang memiliki kualitas kepemimpinan yang akan menjadi pemimpin sebab itulah cara yang efektif untuk melayani.(Spears,1995).
Yesus melambangkan contoh ideal dari seorang yang menjalin kerjasama dan memperkuat orang lain. Banyak orang menganggap bahwa Yesus adalah tipe orang yang bekerja sendiri, mereka lupa bahwa sebagian besar pelayananNya dilakukan lewat menjalin kerjasama dengan orang lain. Ingatkah anda dengan apa yang Dia lakukan pada sekelompok orang yang mengikutinya, Dia membangun kerjasama team dan loyalitas di antara keduabelas orang anggota kelompoknya yang terdiri dari individu- individu yang berbeda satu sama lain dan kemudian melalui mereka mengubah dunia. Yesus disebutkan sebagai pemimpin terbesar sepanjang masa karena Dia menunjukkan kepemimpinan yang melayani dan murid- muridNya sebagai tim dalam pelayananNya. Salah satu contoh dari awal pelayanan Yesus adalah ketika Dia memanggil kedua belas muridnya. Hal pertama yang dapat dilakukan adalah memulainya dengan orang lain yang bisa menjadi pengganti. Setelah 3 tahun bersama murid-muridNya, Yesus tahu bahwa ketika Dia pergi mereka sudah lebih siap untuk melanjutkan tugasnya. Kouzes, JML, Posne B.Z (2004: 132-133).


2. Yesus antara pemimpin dan gembala
Kalau kita menelusuri perjalanan Yesus ketika di muka bumi tidak dapat diragukan lagi bahwa Yesus memiliki karakteristik kepemimpinan yang tinggi. Contoh bagaimana Yesus berpengaruh bagi setiap umat, gaya kepemimpinan yang adil, jujur, memiliki kasih yang besar dan tidak KKN. Yesus menyatakan bahwa, “ Aku mengasihi kamu dengan kasih kekal kemudian dengan kasih setia Aku menarik mereka”. Dia tidak memaksa orang mengikutinya Dia. Dalam perumpamaannya tentang gembala Yesus membuat penafsirannya sendiri atas pekerjaan dan misinya yang menyatakan diriNya sendiri sebagai gembala yang baik yang memberi makan melindungi domba-dombanya. Gembala yang baik melindungi domba-domba mereka dengan mempertaruhkan hidup mereka. Yesus mengetahui kelemahan, keperluan, kesenangan dan kesengsaraan kita.

3. Kepemimpinan Yesus dan Integritas-Nya
Dalam pelayanan Yesus atau kepemimpinan-Nya Yesus sangat menjunjung tinggi nilai integritas. Integritas dari bahasa latin” integrare” yang artinya menjadi utuh dan diadopsi , didalam bahasa Inggris yaitu intergrify jadi integritas merupakan satu kesatuan yang utuh. Pemimpin dengan integritas adalah seorang yang mempunyai kepribadian yang utuh dalam kata dan perbuatan. Dan hal ini banyak dicontohkan oleh Yesus saat Dia hadir di dunia ini. Kata- kata yang Yesus sampaikan mampu memotivasi, mempengaruhi setiap yang mendengarkan Dia menyampaikan khotbahnya, seperti ketika Dia memberikan ceramah diatas gunung, yaitu dengan kata-kata berbahagia (Matius 5:3-12) ada 10 ucapan bahagia yang disampaikan oleh Yesus disini, Dia mengatakan dan melakukan setiap perkataan-Nya.
Mengapa Integritas sangat penting ?
a. Tuhan selalu memperhatikan integritas manusia yang dipilihnya menjadi seorang pemimpin. Tuhan Yesus merupakan teladan yang sempurna. Seperti dalam (Matius 22: 16b). yang berkata “ Guru kami tahu Engkau adalah seorang yang dengan jujur mengajar jalan Allah dan engkau tidak takut kepada siapapun.”
b. Seorang dengan integritasnya akan memimpin orang lain dengan penuh kepercayaan, ia akan melangkah dengan tanpa rasa kuatir ( Amsal 10:9 ) mengatakan : “ Siapa bersih kelakuannya aman jalannya tetapi siapa berliku jalannya akan diketahui.” Yudho, B. (2006:20-21)

KEPEMIMPINAN MENURUT STANDAR ALKITAB

Kepemimpinan Menurut Standar Alkitab

Dalam (Efesus 2:10 ) dikatakan “ Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan yang baik yang dipersiapkan Allah sebelumnya, Ia mau supaya kita hidup didalamnya Tuhan mempunyai rencana yang haus dilaksanakan oleh UmatNya di muka bumi. Tuhan itu sendiri yang mempersiapkan tugas dan memilih orang yang harus melakukannya. Orang inilah yang disebut sebagai pemimpin rohani. Dalam ( Matius 23:10) dikatakan janganlah kamu disebut pemimpin karena hanya satu pemimpinmu yaitu Mesias. Semua orang yang menduduki pemimpin rohani dalam dunia pelayan haruslah menyadari bahwa diatasnya masih ada pemimpin agung yaitu Mesias.
Dibawah ini ada beberapa fungsi pemimpin Rohani sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam Alkitab:

1. Pemimpin sebagai gembala


Yesus berkata dalam Yoh 10:14-15 Akulah gembala yang baik, sebagai gembala yang baik hal-hal berikut harus dilakukan kepada semua dombanya.
a. Mengenal nama-nama mereka
b. Mengetahui kondisi kehidupan mereka
c. Mengasihi mereka

2. Pemimpin sebagai pelayan

Dalam Yoh 13: 15-16 dikatakan oleh Tuhan Yesus sebab Akulah yang member teladan kepada kamu supaya kamu juga berbuat seperti yang telah kuperbuat kepadamu. Aku berkata kepadamu sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi daripada tuannya. Ataupun seorang utusan dari pada Dia yang mengutusnya. Sebagai pemimpin Kristen kita harus menyadari bahwa semakin memiliki kedudukan yang tinggi haruslah semakin melayani (Matius 23:11).

3. Pemimpin Sebagai Manager
Tuhan Yesus adalah seorang manager agung yang telah merencanakan dan mengatur gerejanya melalui murid-murdNya yang Ia telah didik dan latih. Dampak dari pendelegasian tugas tersebut masih dapat dirasakan sampai saat ini dalam (1Petrus 5:3) ditegaskan sebagai berikut “ Janganlah kamu berbuat seolah - olah kamu mau memerintah atas mereka yang di percayakan kepadamua, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu”. Sebagai pemimpin Kristen kita harus mampu mengatur semua aktivitas dengan memberikan tugas dan tanggung jawab kepada anggota kita dan selanjunya mendelegasikan wewenang tersebut kepada penerusnya.

4. Pemimpin sebagai Guru
Murid – murid Tuhan Yesus dan orang- orang Yahudi saat itu memanggilnya Rabi (Rabbuni) yang artinya guru. Ia mengajar dimana-mana tentang kerajaaan Allah dan kebenarannya. Dalam Yoh 3:1-2 Tuhan Yesus dipanggil sebagai guru oleh Nikodemus yang berstatus sebagai guru/pengajar orang Israel (Yoh 3:10). Artinya bahwa Tuhan Yesus adalah Maha Guru. Disebutkan bahwa Tuhan Yesus mengajar dengan kuasa dan hikmat Allah Yudho,B. (2006:7-10).

5. Pemimpin harus mempunyai Visi
Pemimpin harus memiliki gambaran yang jelas dalam jiwanya mengenai masa depan yang dikehendaki yang ditanamkan oleh Allah kepada hamba pilihannya, dan didasarkan pada pemahaman yang akurat tentang Allah, diri sendiri dan situasi yang sementara terjadi. Visi haruslah jelas,menjanjikan keadaaan yang lebih baik dari sekarang, berpusat pada masa depan yang sesuai dengan kehendak Allah, menunjukkan pandangan yang realistis, memimpikan yang paling mungkin terjadi dan dibangun atas dasar kenyataan. Harefa,A(2003:16-25).

6. Pemimpin memiliki tanggung jawab
Seorang pemimpin harus bertanggung jawab dalam banyak bidang. Salomo menyebutkan lima hal yang merupakan tanggung jawab seorang pemimpin.
a. Menegur atau mengoreksi (Amsal 28:23) siapa menegur orang akan kemudian lebih disayang daripada orang yang menjilat.
b. Bertindak tegas (Amsal 24:11-12)
c. Mendengarkan kritik (Amsal 15:8) siapa mengindahkan teguran adalah bijak
d. Bersikap adil (Amsal 11;1) neraca serong adalah kekejian bagi Tuhan, tetapi ia berkenan atas batu timbangan yang tepat. Eims.(1981:12-21).

7. Pemimpin harus Mempertahankan Integritasnya
Integritas mahal sekali dan sulit diperoleh Integritas adalah reputasi kredibiltas, moralitas tinggi, kejujuran dan karakter Kristus Integritas sangat penting kalau ingin sukses. Kita harus tarnsparan dan terbuka dihadapan Allah dan manusia. Perhatikan kesaksian Yesus ( Lukas 5:52 ). Mereka yang dipimpin harus tahu bahwa yang memimpin mereka dapat diandalkan dapat dipercaya kalau kita kehilangan integritas maka kita kehilangan kapasitas untuk berfungsi dengan baik. Untuk mempertahankan integritas kita harus mengikuti rasul Yohanes kepada jemaat – jemaat Asia kecil dan selalu berjalan dalam terang Hammond J. (2002:51-52).

8. Pemimpin harus Mengenal Tuhan
Rasul Petrus dalam Petrus 1:3-11 mengatakan bahwa mengenal Yesus adalah suatu dasar keberhasilan. Setiap pemimpin dalam Alkitab yang berhasil telah mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Pemimpin yang sukses tidak hanya menceritakan dan berdasarkan kesaksian orang lain.


9. Pemimpin harus memiliki ketekunan
Semua pemimpin sejati harus memiliki sikap ketekunan, roh kepemimpinan tidak pernah menyerah sampai mencapai tujuannya. Ini adalah roh yang tidak pernah menyerah.
Ketekunan adalah produk iman yang dibangkitkan oleh suatu tujuan. Ketekunan adalah:
a. Kekuatan untuk bertahan dalam menghadapi segala hal
b. Kemampuan untuk menghadapi kekalahan berulang kali tanpa menyerah.
c. Kesanggupan untuk terus mendesak laju dalam menghadapi kesulitan, karena mengetahui bahwa kemenangan adalah milik anda.
d. Berusaha keras untuk mengatasi segala rintangan dan melakukan apa yang perlu untuk mencapai sasaran anda.
Para pemimpin bertekun karena mereka mempunyai suatu pemahaman yang kuat pada tujuan mereka mengetahui kearah yang mereka tuju. Dan yakin mereka akan tiba disana. Monroe.M (2002 :57-58).

10. Pemimpin harus memiliki kualitas dan karakteristik
Untuk mengembangkan roh kepemimpinan anda harus banyak memadukan kualitas dan karakteristik didalam kehidupan anda. Ini adalah sikap yang perlu untuk kepemimpinan yang efektif dan berfungsi sebagai tindakan penyempurnaan kepemimpinan anda sementara anda terus maju dalam memaksimalkan potensi kepemimpinan anda yang sejati. Semua pemimpin sejati mempunyai sikap berikut:
a. Visi – kapasitas untuk melihat melampaui tujuan
b. Hikmat –kapasitas untuk menyerapkan pengetahuan secara efektif.
c. Pengambilan keputusan – kemampuan untuk mempelajari konsekuensi dan mengambil keputusan yang sehat tanpa rasa takut, suatu kesedihan untuk gagal daripada menghindari tangung jawab.
d. Sikap positif – kemampuan untuk melihat orang dan situasi dengan cara yang positif.
e. Keberanian – kemampuan untuk tidak dikendalikan atau dilumpuhkan oleh ketakutan manjemen efektif dari ketidakpastian.
f. Energi tinggi – kekuatan dan stamina untuk bekerja keras dan tidak kehabisan tenaga
g. Kehangatan pribadi – suatu perilaku dan sikap yang menarik orang.
h. Kerendahan hati – berhubungan dengan diri sendiri menerima diri sendiri.
i. Kemarahan yang benar – kapasitas untuk menolak dan bersikap menentang ketidakadilan dan penganiayaan.
j. Integritas – konsistensi dalam perkataan dan tindakan seseorang kelayakan untuk dipercaya karakter yang benar.
k. Gambar diri yang baik – merasa senang pada diri sendiri, orang dan kehidupan.
l. Persahabatan – kapasitas untuk menyambut baik dan menerima orang lain tanpa perselisihan.
m. Daya mental – kemampuan untuk terus belajar, sementara pekerjaan meluas.
n. Otoritas – pengaruh yang sangat positif atas orang lain.
o. Ketidakadaan masalah pribadi – kehidupan pribadi, keluarga dan bisnis keluarga.
p. Kekuatan inspirasi- kemampuan untuk mengkomunikasikan hasrat seseorang kepada orang lain.
q. Rasa Humor- kemampuan untuk menertawakan diri sendiri dan kehidupan serta tidak terlalu serius menanggapinya.
r. Keuletan- kemampuan untuk bangkit kembali saat masalah timbul.
s. Riwayat prestasi- pengalaman dan sukses dalam situasi sebelumnya
(Monroe,M,2002 :275-276 )


11. Pemimpin harus menciptakan budaya kepemimpinan yang tepat
Sikap membentuk penampilan, demikianlah juga dengan lingkungan yang diciptakan oleh seorang pemimpin. Apa yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin untuk membangun kondisi yang positif , kondisi yang memberikan hal terbaik bagi orang- orang. Ada beberapa cara dalam lingkungan budaya dan kefektifan yaitu Prinsip pertama, tidak meremehkan pengaruh dari budaya lingkungan, iklim yang diciptakan oleh kepemimpinan yaitu setiap hal dilakukan dengan keefektifan dan sukses bagi para pengikutnya, orang yang sama melakkan pekerjaan yang sama bisa berjalan baik pada iklim pemimpin yang satu dan cara total. Gagal dalam iklim pemimpin yang lain. Prinsip kedua, Kepemimpinan harus memberi perhatian untuk mengolah budaya ini adalah tanggung jawab para pemimpin untuk mengerti nilai-nilai dan budaya kerjasama, serta untuk membantu perkembangan suasana dimana para pengikut bisa bertumbuh seperti petani yang rajin bekerja keras membanting tulang di ladangnya dari matahari terbit sampai terbenam, maka sudah satu dari beberapa tanggung jawab mendasar untuk para pemimpin yang tidak boleh dilakukan adalah menciptakan kondisi yang tepat bagi para pekerja. Prinsip ketiga, Hanya kepemimpinan yang dapat mengubah budaya, banyak orang dalam suatu organisasi mungkin ingin mengubah cara kita dalam melakukan berbagai
      Beberapa faktor terhambatnya pertumbuhan gereja.

Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan normal dan perkembangan tubuh manusia, kurangnya makanan yang bergizi menghambat pertumbuhaan jasmani; kurangnya vitamin-vitamin dalam tubuh manusia maka terhambat pertumbuhan tubuh manusia maka tubuh tidak akan bertumbuh sebagaimana yang diinginkan. Alkitab membandingkan gereja dengan tubuh jasmani. Seperti tubuh jasmani maka pertumbuhan dan perkembangannya dipengaruhi oleh banyak faktor. Kadang-kadang berbagai masalah timbul dalam gereja. Masalah ini dapat menghambat pertumbuhan rohani; apabila pertumbuhan rohani “terhambat” maka gereja tidak akan berlipat ganda sebagaimana mestinya. Pada bagian ini masalah-masalah umum yang menghalangi pelipatgandaan gereja :


1.      Kekurangan makanan rohani
Tubuh manusia harus mendapatkan makanan dan air atau jika tidak ia akan mati. Demikian juga dengan halnya tubuh rohani yang memerlukan makanan rohani. Ada gereja-gereja yang sama sekali tidak mengajarkan firman Allah. Mereka hanya mengajarkan doktrin-doktrin manusia. Mereka mengatakan apa yang ingin di dengar oleh orang-orang (2 Timotius 4:3). Kekurangan makanan rohani adalah akibat dari kelaparan firman Allah (Amsal 1:1-12).
Ada orang-orang yang hanya mengajarkan “susu” firman allah oleh sebab itu banyak orang-orang percaya tidak pernah bertumbuh dewasa secara rohani. Orang-orang percaya mengabaikan penyelidikan Alkitab sehingga tubuh rohani mati tanpa makanan.

2.      Kekurangan visi
Alkitab berkata: Jikalau tidak ada visi, umat binasa (Amsal 29:18). Visi rohani orang-orang tertentu terbatas pada keluarga dan lingkungan mereka sendiri saja. Ada juga yang dipenuhi dengan visi yang nan jauh disana dengan sebutan yang aneh-aneh, sementara orang-orang di luar gereja mereka sendiri mati tanpa mengenal Kristus.

3.      Pertumbuhan yang dangkal
Injil Markus 4:1-20, menegaskan bahwa ketika benih firman Allah tidak berakar dalam hidup kita, maka hasilnya adalah pertumbuhan rohani yang dangkal. Apabila dating penganiyaan dan kesukaran, maka akan mati secara rohani (Markus 4:17).

4.      Kurangnya pembersihan
Gereja-gereja seringkali memiliki metode-metode dan program-program yang tidak produktif. Apabila kegiatan-kegiatan itu tidak dibersihkan, maka buah-buah yang dihasilkan akan semakin menipis. Tanpa pembersihan, proses kematian yang lambat tapi pasti akan menghancurkan kehidupan umat Allah.
Di dunia lahiriah, apabila sebuah pohon tidak dibersihkan, pohon itu mungkin akan tetap tegak berdiri, tetapi mati. Tidak ada buah tidak ada pertumbuhan dan pelipatgandaan. Strukturnya ada tetapi kehidupannya sudah musnah, demikian juga halnya dengan kehidupan rohani.

5.      Prioritas-prioritas yang salah
Para pemimpin rohani memiliki prioritas-prioritas yang salah, mereka lebih prihatin terhadap urusan-urusan gereja dari pada doa dan pelayanan firmah Allah. Prioritas-prioritas diberikan kepada proyek-proyek sekunder seperti proyek-proyek pembangunan gereja dan sebagainya menjadi leibn penting dari pada misi.

6.      “Datang” dan “lihat” dan bukan “pergi” dan “beritakan”
Gereja-gereja yang memakai strategi “datang" ke gereja danm bukan metode “pergi” sebagaimana yang diperintahkan oleh Yesus Kristus. Mereka hanya sekedar dating dan lihat ke gereja tetapi mereka tidak pernah “pergi” untuk menjangkau orang-orang dengan Injil dan membawa mereka masuk.

7.      Masalah-masalah pribadi yang tidak terselesaikan
Konflik terjadi apabila para anggota gereja memiliki masalah-masalah pribadi yang tidak terselesaikan di antara mereka. Jika konflik-konflik ini tidak ditangani dengan benar, maka hasilnya adalah perpecahan. Masalah-masalah yang tak terselesaikan menghambat proses pertumbuhan.

8.      Kepemimpinan rohani yang tidak memenuhi syarat
Pertumbuhan gereja terpengaruh apabila para pemimpin tidak memenuhi syarat-syarat rohani yang ditegaskan dalam Alkitab tidak menaruh perhatian yang benar dan sungguh-sungguh pada firman Allah, pendidikan dan kemampuan tidak pada ukuran yang benar.

9.      Tidak mau berubah
Orang-orang yang cenderung untuk menolak perubahan, tidak ada pelipatgandaan, banyak orang yang puas sebagaimana adanya mereka tidak siap dengan metode-metode baru, tidap punya pandangan-pandangan baru yang Alkitabiah.

10.  Masalah-malasah komunikasi
Pelipatgandaan terhalang oleh sikap penyampaian Injil para pemberita Injil berusaha menarik perhatian dengan kata-kata yang hebat dan memamerkan pengetahuan teologia, mereka tidak berkomunikasi pada tingkat kebutuhan manusia. Tindakan-tindakan mereka tidaklah sejalan dengan kata-kata mereka.

11.  Penonton dan bukan peserta
Penonton adalah orang-orang yang melihat tetapi tidak berpartisipasi di dalam rencana Allah. Mereka tidak bereproduksi secara rohani. Tugas-tugas menginjili hanya kepada hamba-hamba Tuhan. Gereja yang dipenuhi penonton tidak akan bertumbuh.

12.  Ketakutan
Takut akan kegagalan adalah musuh yang terbesar dari pelipatgandaan. Hal ini ditegaskan oleh Yesus tentang talenta Injil, Matius 25:14-30. Hamba yang takut tidaklah menguntungkan, ia tidak berlipat ganda secara rohani.

13.  Ketidak-percayaan
Israel tidak memasuki tanah perjanjian karena ketidakpercayaan mereka (Bilangan 13). Mereka kembali mengembala di padang belantara sampai seluruh generasi itu mati selama kurun waktu 40 tahun. Ketidak-percayaan menghambat pertumbuhan rohani dan pelipatgandaan.

14.  Pengelompokkan di dalam gereja
Kadang-kadang “kelompok-kelompok” terbentuk di dalam gereja dan persekutuan yang lain, sebuah kelompok adalah kumpulan orang-orang yang terpisahkan dan tidak mau menerima orang lain di dalam persekutuan mereka.

15.  Kekurangan sumber-sumber
Manusia dan dana adalah dua sumber vital yang diperlukan bagi pelipatgandaan. Pertumbuhan terhambat apabila adanya kekurangan orang-orang yang mempunyai komitmen pada visi. Kekurangan dana dapat juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan gereja.

FUNGSI GEREJA

Fungi-fungsi Gereja

1. Penginjilan
Pokok yang ditekankan dalam dua kisah kata terakhir Yesus ketika berbicara kepada murid-muridnya ialah penginjilan. Dalam Matius 28:19, Yesus mengatakan panggilan dan jadikan sekalian bangsa murid-Ku. Dalam Kisah 1:8 Ia berkata, kamu akan menerima kuasa kalau roh Kudus turun ke atas kamu dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.
Hal ini merupakan perintah terakhir yang diberikan Yesus kepada murid-murid-Nya.
Panggilan mengabarkan Injil merupakan perintah. Setelah para murid menerima Yesus Kristus sebagai Tuhanda tunduk kepada-Nya sehingga harus selalu mentaati semua perintah yang diberikan oleh-Nya.
Yesus pernah mengatakan jikalau kamu mengasihi “Aku” kamu akan mengikuti segala perintahku (Yohanes 14:15). Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya dialah yang mengasihi Aku (Yoh.14:21); Kamu adalah sahabatKu jikalau kamu berbuat apa yang Ku perintahkan kepadamu (Yoh. 15:14).
Bagaimanapun murid-murid juga tidak dikirim mengabarkan Injil dengan kekuatan mereka sendiri. Yesus mendahului penugasan mereka dengan mengatakan kepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi (Matius 28:18). Yesus menugaskan murid-muridNya sebagai pelaksana tugasnya. Dengan demikian mereka berhal untuk pergi mengabarkan Injil kepada sekalian bangsa. Selanjutnya Yesus berjanji bahwa Roh Kudus akan turun ke atas mereka dan memberian segala kuasa yang mereka perlukan. Dengan demikian murid-murid Yesus mendapat wewenang dan kekuasaan untuk melaksanaan tugas tersebut.
Lagi pula mereka yakin bahwa mereka diutus bukan dengan kekuatan mereka sendiri. Sekalipun secara jasmania Yesus akan meninggalkan mereka, namun secara rohani Dia akan terus beserta dengan mereka sampai kesudahan zaman (Matius 28:10). Akhirnya para murid ditugaskan untuk menjadi saksi sampai ke ujung bumi. Tidak ada batasan geografis terhadap pelaksanaanm tugas mereka. Mereka harus memberitakan Injil dimana saja, kepada semua bangsa dan di setiap golongan. Dengan demikian amanat Injil akan tersebar dalam lingkaran yang makin luas, sehingga akhir seluruh tugas akan terlaksana. Dan gereja harus terlibat dalam mengabarkan Injil dan gereja harus melayani dalam penginjilan di semua wilayah ini; apabila gereja tidak terlibat dalam penginjilan gereja menjadi sakit rohani, karena gereja akan mulai berusaha untuk berfungsi tidak sesuai dengan tujuan yang tidak pernah dimaksudkan oleh Tuhan.

2. Pembinaan
Fungsi utama gereja yang kedua ialah pembinaan orang-orang percaya. Sekalipun Yesus lebih menekankan penginjilan, namun secara logis (pembangunan) orang-orang percaya juga merupakan kegiatan utama. Paulus berkali-kali berbicara tentang pembinaan tubuh Kristus (Efesus 4:12), misalnya Paulus mengatakan bahwa Allah memberikan berbagai karunia kepada Gereja. Untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus (Efesus 4:12). Setiap orang percaya hendaknya bertumbuh serupa dengan Kristus yang dari pada-Nyalah seluruh tubuh yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.
Kemampuan untuk membina merupakan kristeria yang melalui-Nya semua kegiatan, termasuk kemampuan. Bicara dapat diukur, Paulus mengemukakan unsure pembinaan misalnya, dia mengatakan, siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, Ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun jemaat. Aku suka supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orangyang bernubuat lebih berharga daripada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga menafsirkannya sehingga jemaat dapat dibangun (1 Korintus 14:4-5). Pentingnya pembinaan orang lain dalam rangka karunia-karunia yang kontraversial.
Perhatikan bahwa pembinaan harus saling membangun yang dilakukan oleh anggota semua tubuh Kristus.
Terdapat berbagai sasrana yang dapat digunakan untuk membangun anggota-anggota gereja. Salah satunya adalah persekutuan. Dalam perjanjian baru berbicara tentang koinonia yang secara harafiah berarti memiliki atau membagi segala hal bersama. KPR 5, anggota gereja mula-mula bahkan memiliki harta materiil mereka bersama. Paulus berbicara mereka saling membagikan pengalaman. Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita, jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita (1 Korintus 12:26).
Kita hendaknya saling mendorong dan rasa simpati satu sama lain. Orang percaya hendaknya tolong tolongan menangungg beban (Galatia 6:2).
Gereja juga membina anggota-anggotanya lewat pendidikan atau pengajaran. Dan pengajaran bagian dari tugas yang lebih luas yaitu pemuridan. Salah satu perintah Tuhan dalam amanat agung yang disampaikan Yesus kepada murid-muridNya agar mengajar orang-orang yang bertobat melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadaMu (Mat.28:20). Untuk mencapai tujuan iini salah satu karunia Allah kepada gereja ialah gembala-gembala dan pengajar-pengajar.
Berkhotbah merupakan sarana pembinaan lainnya yang telah dipakai sejak permulaan. Dalam 1 Korintus 14, ketika Paulus berbicara tentang bernubuat, mungkin sekali yang dimaksudkannya adalah berkhotbah. Agar gereja dapat melaksanakan pembinaan bersama. Allah telah melengkapi gereja dengan berbagai karunia yang disalurkan oleh Roh Kudus. (1 Korintus 12:11).


3. Penyembahan
Kegiatan gereja lain adalah penyembahan. Sedangkan pembinaan berfokus kepada jemaat serta menguntungkan jemaat. Penyembahan berfokus pada Tuhan. Gereja mula-mula bertemu untuk menyembah Dia pada saat tertentu, suatu kebiasaan yang diperintahkan dan dianjurkan oleh Rasul Paulus sendiri; Ibrani 10:25, supaya berkumpul untuk mengadakan ibadah sebagaimana biasa dilakukan oleh beberapa orang, penyembahan yang diutamakan adalah Allah.
Menyembah, memuji dan memuliakan Allah, merupakan kegiatan yang biasa dalam perjanjian lama, sebagaimana dapat dilihat khususnya dalam kitab Mazmur. Memang tepat bagi gereja yang adalah milik Allah untuk memuji dan memuliakan Allah. Dalam aspek ini dari kegiatan penyembahan, gereja memusatkan perhatiannya pada siapa dan apa Allah itu bukan memuaskan penasarannya sendiri.
Di zaman mula-mula jemaat berkumpul untuk menyembah Allah dan mendapatkan pengajaran. Kemudian jemaat itu keluar untuk mengabarkan Injil. Di dalam ibadah penyembahan, jemaat berfokus kepada Allah; di dalam pengajaran dan persekutuan mereka berfokus pada diri sendiri; dan sesame orang Kristuen dan dalam penginjilan mereka mengarahkan perhatiannya kepada orang-orang yang bukan Kristen.

4. Keprihatinan sosial
Jelas sekali menunjukkan keprihatinan terhadap mereka yang hidup serba kekurangan dan yang menderita Yesus menyembuhkan orang sakit dan kadang-kadang membangkitkan orang mati. Apabila gereja ingin melanjutkan pelayanannya maka gereja akan terlibat dalam pelayanan kepada orang-orang yang hidup serba kekurangan dan yang menderita, bahwa Yesus mengharapkan gereja juga terlibat dalam pelayanan orang yang hidup serba kekuranmgan dan menderita. Lukas 10:25-27, Yesus menceritakan perumpamaan ini kepada seorang ahli Taurat yang sudah mengerti bahwa untuk memperoleh kehidupan kekal seorang harus mengasihi Allah dan mengasihi sesame manusia seperti dirinya sendiri. Namun ia tidak tahu siapa yang di maksud dengan sesamanya manusia. Ketika menjawab pertanyaan ahli Taurat tersebut Yesus juga menerangkan cara seseorang mengasihi sesamanya seperti dirinya sendiri. Orang Samaria yang baik hati tersebut sekalipun tidak ikut menyerang orang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho namun ia rela memperhatikan korban perampokan itu bahkan mungkin sekali sampai menanggung biaya perawatannya. Karena kasih terhadap sesama berkaitan erat terhadap kasih terhadap Allah sehingga melibatkan perbuatan seperti yang dilakukan orang Samaria yang baik hati tersebut, gereja juga harus terbeban dan prihatin mengenai penderitaan dan kebutuhan dunia ini.
Matius 25:31-36, Yesus menegaskan tentang kesungguhan iman seorang Kristen dalam penyatuan iman setiap hari berhubungan dengan keprihatinan sosial tentang perbuatan kasih. Ulangan 10:17-19, keprihatinan terhadap anak yatim, perempuan janda serta perantau asing, Yakobus 1:27, janda-janda yatim piatu, Yakobus 2:15-17, demikian juga halnya dnegan iman: jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
I Yohanes 3:17-18, barangsiapa mempunyai harta duniawi danm melihat saudaranya yang menderita kekurangan tetapi menutupi pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimana kasih Allah dapat tetap dalam dirinya? Anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.
Gereja harus sanggup menunjukkan keprihatinan sosial serta mengambil tindakan apabila diperlukan, yaitu ketika terjadi kekurangan, penderitaan atau ketidakadilan. Memang ada pendangan mengenai bagaimana hal tersebut dilaksakan. Dalam kasus tertentu, gereja hanya akan bertindak untuk mengurangi penderitaan akibat penyakit atau kekurangan. Gereja haru melakukan banyak hal dalam rangka keprihatinan sosial.

PNUEMATOLOGI

MENERIMA BAPTISAN DAN
KARUNIA ROH KUDUS

Bab 1
Roh Kudus

A. SIAPAKAH ROH KUDUS ITU?
Barangkali Roh Kudus adalah anggota dari ketiga Pribadi Allah yang paling tidak dikenal. Sungguh menyedihkan, karena di dalam gereja pun pengetahuan tentang Dia sangat kurang sekali.
Mengapa hal itu seharusnya tidak boleh sampai terjadi demikian, ada tiga alasan yang kuat :
1. Roh Kudus adalah Allah
Sebagai Pribadi ketiga dari Trinitas, Ia setara dengan Allah Bapa dan Allah Anak. Karena itu sesungguhnya bagi Dia pun selayaknya diberikan penghormatan, penghargaan dan kemuliaan yang sama.
Kita tidak seharusnya memperlakukan Dia sebagai Pribadi yang lebih rendah. Kita seharusnya mengenal Dia sebagaimana kita mengenal ke dua pribadi Allah yang lain.
Roh Kudus bukan saja suatu PRIBADI; Ia adalah suatu PRIBADI YANG ILAHI. Dia adalah ALLAH.
a. Alkitab MenyebutNya Allah. " ... mengapa hatimu dikuasai iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus ... ? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah" (Kis 5:3,4).
b. Ia memiliki sifat-sifat Yang Hanya Dimiliki Allah Sendiri.
1. Ia memiliki keadaan yang kekal (Ibr 9:14)
2. Ia MAHAHADIR (Mzm 139:7-10). Ia sanggup berada dimana-mana pada satu ketika, saat yang sama.
3. Ia MAHATAHU (1 Kor 2:10,11). Ia mengetahui SEGALA sesuatu.
4. Ia MAHAKUASA (Luk 1:35). Ia memiliki kuasa untuk melakukan segala sesuatu.
c. Ia Dihubungkan dengan Bapa dan Anak dengan Status yang Sama. "Baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus" (Mat 28:19).
d. Alkitab Seringkali Membicarakan tentang Roh Kudus. Semua kitab dalam Perjanjian Baru menceritakan tentang Roh Kudus kecuali surat Yohanes yang kedua dan ketiga.
e. Ia Terutama Aktif dalam Rencana Penyelamatan Allah. "Ia menginsyafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman" (Yoh 16:8).
Anak-anak sejati Allah yang benar "dilahirkan dari Roh" (Yoh 3:5,6).
2. Roh Kudus adalah Suatu Pribadi
Banyak orang Kristen beranggapan bahwa Roh Kudus itu hanyalah kekuatan tak berwujud/suatu pengaruh dan bukan suatu pribadi. Mereka memerlukan Roh Kudus sepertinya Roh Kudus itu hanya semacam kekuatan listrik atau bentuk kekuatan yang lain, sehingga mereka dapat mematikan dan menyalakannya sesuka mereka.
Konsep ini salah sama sekali. Roh Kudus adalah Pribadi. Ia adalah Satu Pribadi yang memiliki otoritas (wibawa) dan Kuasa yang besar (possesses great), tapi Ia sendiri jauh lebih besar dari kekuatan yang dimilikiNya. Ia jelas layak menerima penghargaan dan hormat yang kita berikan pada Allah Yang Mahakuasa.
a. Kata Ganti Orang Dipakai BagiNya. "IA menyertai kamu selama-lamanya" (Yoh 14: 16). "IA menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu" (Yoh 14:17). "IA akan bersaksi tentang Aku" (Yoh 15:26).
"Tetapi apabila IA datang, yaitu Roh Kebenaran, IA akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diriNYA SENDIRI, tetapi segala sesuatu yang didengarNYA, itulah yang akan dikatakanNYA, dan IA akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang" (Yoh 16:13, 14).
b. Ia Memiliki Sifat-sifat Dasar dari Suatu Kepribadian.
1. Intelektualitas : kemampuan untuk berpikir dan mencari alasan.
2. Kepekaan : kemampuan untuk merasa.
3. Kemampuan : Kapasitas untuk memilih dan memutuskan.
c. Pernyataan-pernyataan Dari KepribadianNya. Suatu kuasa atau pengaruh, tak sanggup untuk merasakan hal-hal yang Roh Kudus dapat rasakan.
Contohnya, kita diperingatkan untuk tidak "mendukacitakan" Roh Kudus (Ef 4:30). Ananias dan Safira "mendustai Roh Kudus" (Kis 5: 3,4).
Suatu kuasa atau kekuatan tidak dapat didukacitakan. Anda tidak dapat mendukacitakan atau menyakiti kekuatan daya listrik misalnya, hal itu tidak mempengaruhi jika menipu ataupun mencobainya. Suatu wujud kuasa/kekuatan bukan merupakan satu pribadi yang dapat merasakan hal-hal seperti itu.
Tetapi seseorang atau satu pribadi dapat didukacitakan, disakiti, didustai dan dicobai.

Perhatikanlah pernyataan-pernyataan tentang kepribadian Roh Kudus i bawah ini :
1. Ia dapat merasa (Ef 4:30)
2. Ia dapat menghibur (Kis 9:31)
3. Ia dapat berpikir (Rm 8:5)
4. Ia dapat berbicara (Kis 13:2)
5. Ia dapat berdoa (Rm 8:26)
6. Ia dapat mengajar (Yoh 14:26)
7. Ia dapat mengerjakan seperti yang dikehendakiNya (1 Kor 12:11)
8. Ia dapat melarang (mencegah) (Kis 16:6)
9. Ia dapat melakukan mujizat-mujizat (Kis 19:6)
d. Ia Bukannya Sesuatu yang Tidak Punya Wujud Pribadi. Semua hal yang disebutkan di atas adalah pernyataan-pernyataan dari suatu kepribadian, yang tidak dimiliki oleh wujud satu kuasa, karena kuasa tidak mempunyai kepribadian.
Satu dari banyak penyebab mengapa banyak orang memandang Dia hanya sebagai sebuah kuasa atau kekuatan belaka, oleh karena nama-nama yang dipakai dalam Alkitab untuk menggambarkan Dia, sebenarnya bermaksud untuk melambangkan pelayananNya. Ia disebut Angin, Hujan, Minyak, Api, Pakaian dll. Semua itu melambangkan bermacam-macam pelayanan yang Ia lakukan; namun Dia sendiri adalah Pribadi yang jauh lebih besar daripada semua pelayanan yang Ia lakukan.
3. Saat Ini Adalah Zaman Dari Roh Kudus
Ia adalah Penolong "yang lain" itu, yang telah mengganti tempat Yesus. Zaman periode sejarah saat ini adalah zaman hujan akhir (Zak. 10:1) atau saat Roh Kudus berkarya besar-besaran dari yang pernah diketahui oleh Gereja. Karena itu kita harus mengetahui tentang Roh Kudus sebanyak mungkin.

B. PENCURAHAN DARI ROH KUDUS TELAH DINUBUATKAN
Di dalam Perjanjian Lama, kami membaca bahwa Roh Kudus berada di atas ataupun di dalam orang-orang tertentu.
Orang-orang ini tampaknya dianggap merupakan pengecualian lain dari yang lain. Namun, Allah melalui para nabiNya menubuatkan bahwa suatu hari yang baru akan datang.
1. RohNya Akan Berada di Dalam dan di Atas SEMUA bangsanya.
"Kemudian daripada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan RohKu ke atas semua manusia, maka anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan. Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan kucurahkan RohKu pada hari-hari itu" (Yl 2: 28,29).
"RohKu akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapanKu dan tetap berpegang pada peraturan-peraturanKu dan melakukannya" (Yeh 36:27).
"Sebab Aku akan mencurahkan air ke tanah yang haus dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan RohKu ke atas turunanmu" (Yes 44:3).
2. Mesias yang Dijanjikan Allah Merupakan Seorang Yang Penuh dengan Roh Kudus dan Diberi Kuasa Berkuasa
"Lihat itu hambaKu yang Kupegang, orang pilihanKu, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh RohKu ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa" (Yes 42:1).
"Roh Tuhan ada padaku, oleh karena Tuhan telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara" (Yes 61: 1). (Ini dipenuhkan dalam Luk 4:18).
3. Beberapa Istilah untuk "Kepenuhan Roh Kudus"
Pengalaman kepenuhan Roh Kudus digambarkan dalam beberapa cara dalam Alkitab. Marilah kita melihat cara-cara tersebut secara singkat.
a. Menerima Roh Kudus. Hadiah atau karunia didefinisikan sebagai "sebuah penawaran dan penerimaan (tindakan untuk menerima) tanpa pamrih". Sebuah pemberian (karunia/hadiah) belum bisa disebut `hadiah/karunia' sampai ada seseorang menerima apa yang ditawarkan secara cuma-cuma itu.
Ini adalah ungkapan yang paling sering digunakan di dalam Perjanjian Baru untuk menggambarkan pengalaman yang sedang kita bahas.
"Yang dimaksudkanNya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepadaNya" (Yoh 7:39).
"Terimalah Roh Kudus" (Yoh 20:22)
"Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu" (Kis 1:8).
"Maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus" (Kis 2:38).
"Setibanya di situ kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaria itu beroleh Roh Kudus" (Kis 8:15).
"Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?" (Kis 10:47).
"Katanya kepada mereka, Sudahkah kamu menerima Roh Kudus ketika kamu menjadi percaya?" (Kis 19:2)
b. Diurapi dengan Roh Kudus. "Pengurapan" adalah istilah yang sangat kita kenal, karena pemakaiannya di dalam Perjanjian Lama (Kel 28:41; 29:29; Mzm 2:2; 92:10). Ada tiga macam pengurapan: Pengurapan orang yang sakit kusta; Pengurapan Imam; dan Pengurapan Raja. (Lihat dalam bagian A2.9 untuk keterangan yang lebih terperinci).
Minyak urapan dicurahkan pada orang yang diurapi (1 Sam 10:1). Begitulah Roh Kudus "dicurahkan" pada orang beriman.
Ungkapan yang sama juga digunakan untuk menggambarkan bagaimana Roh Kudus turun atas Yesus Kristus. Kata KRISTUS berarti: YANG DIURAPI (atau Yang di Kristenkan). "Bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai iblis, sebab Allah menyertai Dia" (Kis 10:38).
c. Dipenuhkan dengan Roh Kudus. Ungkapan ini menggambarkan akibat yang ditimbulkan karena Roh Kudus berada di dalam orang-orang yang percaya/beriman. Mereka "dipenuhkan" dengan Roh Kudus! Hal itu terjadi pada hari Pantekosta. "Maka penuhlah mereka semua dengan Roh Kudus lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya" (Kis 2:4).
Proses dipenuhi dengan Roh Kudus dimulai dengan tanda kepenuhan. Kemudian diikuti oleh pengalaman-pengalaman berkesinambungan. Jadi proses itu adalah proses yang terus berlanjut.
Paulus membicarakan tentang hal itu dalam Efesus 5:18, dengan memakai kalimat yang pengertiannya sedang berlangsung: "Hendaklah kamu setiap saat, terus menerus dipenuhkan oleh Roh Kudus" (terjemahan secara harfiah). Untuk memelihara penuhnya Roh Kudus di dalam kita, kita perlu setiap hari minum dari sumbernya.
d. Dibaptiskan dalam Roh Kudus. Ungkapan ini tampaknya bertentangan, namun mempunyai dasar yang kuat dalam Alkitab.
Istilah ini disebutkan empat kali dalam Kitab Injil dan dua kali dalam Buku Kisah Para Rasul (Mat 3:11; Mrk 1:8; Luk 3:16; Yoh 1:33; Kis 1:5; 11:16).
Membaptiskan berarti "memasukkan sama sekali" atau mencelupkan ke dalam. Membaptiskan bahkan mempunyai arti yang lebih dalam lagi, yaitu "Mencelupkan ke dalam sebuah elemen yang mempunyai kuasa untuk mengubah apa yang diliputinya itu".
Contoh yang baik adalah bagaimana seseorang mewarnai sebuah baju (mewenter), yakni dengan cara mencelupkan seluruh bahan ke dalam elemen yang kemudian secara radikal mengubah warna dari baju tersebut. Karena itu dibaptis dengan Roh Kudus, berarti direndam, dicelup, dikubur, sama sekali dilingkupi, dibungkus seluruhnya oleh Roh Kudus.
e. Pembebasan oleh Roh. Istilah ini sebenarnya tidak secara langsung digunakan dalam Perjanjian Baru, tapi secara tidak langsung berarti demikian. Diterangkan bahwa pembebasan roh manusia terjadi ketika roh manusia itu dihidupkan oleh Roh Kudus: "Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan/pembebasan" (2 Kor 3:17).
Hal ini berarti pembebasan kepribadian seseorang dari perhambaan kepada kemerdekaan dari kekeringan menjadi sungai-sungai dari air kehidupan, dari kemandulan menjadi berbuah-buah. Ini tentu juga menggambarkan pembebasan aliran sungai kehidupan dari dalam roh yang percaya. "Seperti dikatakan oleh Kitab Suci: dari dalam rohnya akan mengalir aliran-aliran air hidup" (Yoh 7:38 tlb).
Hal ini dapat merupakan gambaran yang paling cermat mengenai apa yang sedang terjadi saat ini di antara begitu banyak orang-orang beriman. Apalagi konsep ini ternyata semakin diterima di dalam Gereja.

C. BAPTISAN DI DALAM ROH KUDUS
1. Kejadian atau Tanda-tanda Awal dari Baptisan Roh.
Kita mungkin kini bertanya-tanya : "Apakah yang merupakan tanda awal bahwa seseorang telah menerima kepenuhan dari Roh Kudus?"
Ada tiga hal yang harus kita perhatikan.
a. Tanda Awal. Pada pokok ini kita bahas tentang tanda yang PERTAMA. Memang ada banyak tanda-tanda dan kenyataan-kenyataan lain yang mengikuti kepenuhan Roh Kudus itu.
Namun apa yang kita amati saat ini adalah peristiwa yang merupakan tanda bahwa seseorang telah memasuki dimensi baru dari Kuasa Roh ini.
b. Tanda Alkitabiah. Karena apa yang kita amati adalah tanda yang Alkitabiah, kita tidak akan berpegang pada pengalaman pribadi seseorang ataupun pada tradisi yang ada.
Karena itu kita mencari tanda apa yang dinyatakan Alkitab merupakan petunjuk umum dari mereka yang mengalami baptisan Roh Kudus pada zaman Alkitab.
c. Pengalaman Alkitabiah. Apa yang menarik kita adalah pada PENGALAMAN ALKITABIAH mengenai Baptisan Roh Kudus, dan bukan lagi gagasan manusia mengenai apa sebenarnya baptisan Roh Kudus itu.
Ada banyak pengalaman rohani yang secara sembrono seringkali disebut sebagai `Baptisan dalam Roh'. Didalamnya termasuk apa yang disebut : Berkat Yang Kedua, Penyucian Total, Pengalaman Kekudusan dll.
Mungkin semua itu memang terjadi dan merupakan pengalaman yang Alkitabiah, yang tak seharusnya kita anggap remeh atau tak berharga. Namun apa yang akan kita bicarakan saat ini adalah karya Roh Kudus seperti apa yang diterangkan Alkitab sebagai Baptisan dalam Roh Kudus.
2. Kejadian-kejadian tentang Baptisan Roh Kudus yang Tertulis dalam Alkitab
Sumber Utama mengenai hal ini tertulis dalam Kisah Para Rasul, dimana tercatat ada lima peristiwa saat orang percaya/murid menerima kepenuhan Roh Kudus.
a. Terjadi Pada Hari Raya Pentakosta (Kis 2:1-4). Ini merupakan keterangan terlengkap dalam Alkitab. Tepat limapuluh hari setelah kebangkitan Kristus, janji tentang kedatangan Roh Kudus dipenuhi. Roh Kudus datang untuk para murid yang sedang menunggu di Yerusalem. Saat itu merupakan saat yang pertama/cikal-bakal dari seluruh pekerjaan Roh Kudus dalam cara yang baru seperti yang telah dinubuatkan oleh para nabi. Ada beberapa kejadian yang mengikuti datangnya Roh Kudus pada mereka.
1) Angin dari Sorga : Ada angin dari Sorga, angin yang kuat dan keras. Dalam bahasa Ibrani maupun bahasa Yunani, kata "roh" juga berarti "angin". Karena itu penting sekali adanya angin keras itu sebagai pendahulu tibanya Roh Kudus. Angin berbicara tentang kehidupan, kekuatan, pergerakan dan kuasa yang semua merupakan ciri/tanda dari Roh Kudus.
2) Lidah-Lidah Api : Simbol api ini juga amat penting. Yohanes Pembaptis telah menubuatkan bahwa Yesus akan membaptis dengan "Roh Kudus dan Api". Api melambangkan pembersihan, pemurnian, penyucian, pembakaran kotoran dan sekam.
Kedua faktor ini tampak SEBELUM para murid dikatakan penuh dengan Roh Kudus. Sehingga hal-hal itu tak bisa dikatakan sebagai peristiwa dipenuhkan dengan Roh Kudus.
3) Berbicara dalam Bahasa Asing, sebagaimana yang Roh Kudus diberikan kepada mereka untuk diucapkan.
Kejadian yang segera terjadi setelah murid-murid dipenuhkan oleh Roh Kudus adalah : "... lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya" (Kis 2:4 weym).
Saat itu ada 120 murid di kamar loteng itu. Dan dengan jelas tertulis bahwa mereka SEMUA dipenuhkan dengan Roh Kudus dan SEMUA mulai berkata-kata dalam bahasa asing.
Bahwa apa yang terjadi pada murid-murid saat itu jelas adalah kemampuan supraalami untuk berbicara bahasa-bahasa yang belum pernah mereka pelajari sebelumnya.
Dari ketiga manifestasi yang tampak pada hari Pantekosta itu, hanya satu yang selalu tampak terulang pada saat-saat terjadi kepenuhan Roh Kudus, yaitu berbicara dalam bahasa-bahasa asing.
b. Di Rumah Cornelius (Kis 10:44-48). Secara supraalami Petrus diperintahkan untuk mengunjungi rumah seorang asing - bukan Yahudi yaitu Cornelius, seorang perwira Romawi.
Petrus mengatakan, bahwa ia pergi semata karena "Roh Kudus menyuruh saya untuk pergi ...." (Kis 11:12 rsv). Petrus saat itu masih meyakini bahwa berkat-berkat Allah hanyalah untuk orang-orang Yahudi. Namun akhirnya ia harus berhadapan dengan sekelompok orang `asing' yang sangat berkeinginan untuk mendengar "... semua sudah hadir di sini dihadapan Allah untuk mendengarkan segala sesuatu apa yang telah diperintahkan Allah kepadanya" (Kis 10:33).
Petrus mulai berbicara tentang Tuhan Yesus Kristus kepada mereka (Kis 10:34-43). Ketika ia sedang berbicara, Roh Kudus memenuhi semua yang sedang mendengarkan Firman.
Teman-teman Yahudi Petrus mula-mula tidak mau mempercayai bagaimana hal ini dapat terjadi pada bangsa asing (Kis 10:45).
Tapi mereka semua akhirnya diyakinkan karena "mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah" (ayat 46).
Tanda ini juga mendorong Petrus untuk berkata: "Bolehkah orang mencegah untuk membaptiskan orang-orang ini dengan air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?" (atau dalam "cara dan model yang sama seperti saat kita menerima Dia") (Kis 10:47).
Ketika Petrus kembali ke Yerusalem, ia dipanggil untuk mempertanggung-jawabkan apa yang telah terjadi di Kaisaria. Para pemimpin sebenarnya marah padanya (Kis 11:2).
Ia kemudian membela diri dengan menerangkan bahwa : "Ketika aku mulai berbicara turunlah Roh Kudus ke atas mereka, sama seperti dahulu ke atas kita" (Kis 11:15).
Ia kemudian menegaskan : "Jadi jika Allah memberikan kepada mereka sama seperti pemberian yang sama, yang Ia berikan pada kita pertama kali" (Kis 11:17).
Alasannya adalah bahwa Allah telah memberkati bangsa kafir dengan karunia Roh lewat cara yang persis sama seperti saat Dia memberkati orang-orang Yahudi yang percaya pada Hari Raya Pentakosta.
Alasan utama dari keyakinan Petrus adalah bahwa orang-orang asing itu juga berbicara dalam bahasa lidah. "Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah" (Kis 11:18).
c. Paulus di Efesus (Kis 19:1-7). Di sini kita melihat kejadian ketiga yang sangat jelas. Dalam perjalanannya Paulus tiba di kota Yunani-Efesus dimana ia berjumpa dengan beberapa murid Yohanes Pembaptis.
Menanggapi pertanyaannya : "Sudahkah kamu menerima Roh Kudus ketika kamu menjadi percaya?" Mereka menjawab : "Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus".
Paulus kemudian menerangkan Injil mengenai Kristus secara lebih jelas pada mereka, sesudah itu mereka dibaptis dengan air, Paulus kemudian meletakkan tangan atas mereka, dan "Roh Kudus turun atas mereka dan mereka mulai berbicara bahasa lidah dan bernubuat".
Lewat tiga kejadian ini kita dapat melihat bahwa dibaptis dalam Roh Kudus itu terjadi dengan cepat, pasti dan langsung.
Di dalam tiap kejadian itu, satu hal yang selalu terjadi, ialah bahwa SEMUA yang menerima Roh Kudus itu dalam SETIAP kejadian itu selalu dikatakan bahwa mereka berkata-kata dalam bahasa lidah sebagai akibat langsung (tanda) dari dipenuhi dengan Roh Kudus.
Oleh sebab itu kami berpendapat bahwa berbicara dalam bahasa lidah adalah tanda pertama yang murni dan dapat dipercaya pada saat dipenuhi oleh Roh Kudus.
Didalam Kisah Para Rasul dituliskan juga dua kejadian yang lain ketika orang percaya menerima Roh Kudus. Marilah kita memeriksanya juga.
d. Kebangunan Rohani di Samaria (Kis 8). Dalam kejadian ini tidak terperinci dinyatakan bahwa mereka yang dipenuhi dengan Roh Kudus berkata-kata dalam bahasa lidah. Namun dari apa yang terjadi di sekitar cerita ini, menunjukkan bahwa tanda penuhnya mereka dengan Roh Kudus pasti telah juga terjadi.
Pertama-tama, adalah tanggapan yang murni oleh khotbah Filipus, yang mereka tunjukkan secara langsung : "Mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakan Filipus" (8:6) ; "Maka sangatlah besar sukacita dalam kota itu" (8:8) ; "Mereka percaya ... dan memberi diri mereka dibaptiskan ... " (8:12); ".... sebab Roh Kudus belum turun ke atas seorangpun di antara mereka" (8:16).
Kedua, ketika Petrus dan Yohanes meletakkan tangan ke atas mereka, mereka menerima Roh Kudus. Simon, seorang tukang sihir melihat sesuatu yang terjadi sebagai akibat langsung pada saat mereka menerima Roh Kudus.
Bagaimanapun kejadiannya, hal itu telah terjadi dengan tiba-tiba, dengan dramatis dan dengan cara yang sangat nyata.
Simon ingin memiliki kemampuan itu terjadi padanya juga. Telah banyak diperkirakan dan dituliskan apa yang sebenarnya telah dilihat oleh Simon.
Tak seorangpun dapat mengatakannya dengan pasti. Tapi bukankah beralasan kalau dikatakan bahwa Simon telah melihat tanda yang sama dengan apa yang pernah terlihat pada Hari Pentakosta? Jika tidak, tentu para rasul Yahudi ini tidak akan begitu menyaksikan untuk percaya bahwa orang-orang Samaria adalah orang-orang yang sungguh beriman.
Kemungkinan besar orang-orang Samaria menerima Roh Kudus adalah dengan cara yang sama seperti semua orang percaya lain, ketika para rasul menerimanya pada zaman Alkitab.
e. Saulus dari Tarsus (Kis 9). Setelah pertobatan Saulus yang dramatis, Tuhan mengirim Ananias untuk mengunjunginya. Ananias berkata : "Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus yang telah menampakkan diri kepadamu ... telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus" (9:17). Kita tahu bahwa akhirnya ia mendapat kembali penglihatannya. Alkitab mencatat : "Dan seketika itu juga seolah-olah selaput gugur dari matanya, sehingga ia dapat melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis" (9:18).
Kita dapat memastikan bahwa satu lagi janji yang diberikan oleh Ananias juga terpenuhi. Saul juga tentu dipenuhi dengan Roh Kudus.
Tidak diceritakan bahwa Paulus berkata-kata dalam bahasa lidah pada saat Ananias meletakkan tangan ke atasnya, tapi kita tahu kemudian bahwa dia juga berbahasa lidah. Ketika menulis pada sidang di Korintus untuk mengoreksi penyalahgunaan karunia bahasa lidah itu Paulus mengakui : "Aku mengucap syukur kepada Allah, bahwa aku berbahasa roh lebih daripada kamu semua" (1 Kor 14:18).
Di dalam fatsal yang sama itu ia juga menyatakan : "Aku suka supaya kamu semua berkata-kata dalam bahasa roh" (1 Kor 14:5 niv); dan akhirnya: "janganlah melarang orang yang berkata-kata dengan bahasa roh" (1 Kor 14:39).
Berdasarkan kejadian-kejadian terdahulu yang merupakan pengalaman Alkitabiah itu, dengan rendah hati kami meneguhkan bahwa berbahasa lidah merupakan satu-satunya kenyataan Alkitabiah yang konsisten mengenai kepenuhan Roh Kudus.
Kami juga meneguhkan bahwa selain tanda pertama ini masih terdapat banyak tanda-tanda lain yang mengikutinya, yang merupakan kelengkapan dari peristiwa kepenuhan Roh Kudus ini.
Kesimpulan ini bukan untuk merendahkan atau meragukan pengalaman yang mungkin telah anda dapatkan, itu tidak benar - terutama bila pengalaman itu merupakan akibat dari pernyataan kuasa pertolongan Roh Kudus dalam kehidupan anda. Bahkan saya ingin memberikan dorongan pada anda : "Peganglah apa yang ada padamu ..." (Why 3:11).
Bukalah selalu hati anda dan mintalah selalu pada Tuhan karunia bahasa lidah yang indah ini, karena inilah karunia bahasa doa. Karunia ini dapat sangat memperkaya pelayanan anda. Ingatlah
"... apalagi Bapamu yang di Sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepadaNya" (Luk 11:13).

Bab 2
Roh Kudus Dan
Orang Beriman

A. ROH KUDUS MENOLONG ORANG BERIMAN
Keselamatan (dilahirkan kembali) adalah karya pertama dari Roh Kudus di dalam hidup kita. Kuasa untuk hidup kudus dan melayani adalah tujuan kedua dari kehadiran Roh Kudus di dalam kita.
1. Untuk Membawa Kita Pada Keselamatan
a. Ia Membawa Keinsyafan (Yoh 16:8-11). Aspek penting dari Roh Kudus adalah untuk menginsyafkan, menunjukkan membuktikan kesalahan dan meyakinkan orang-orang yang belum bertobat mengenai dosa, kebenaran dan penghakiman.
Tanpa karya Roh Kudus untuk menginsyafkan kita, kita akan tetap bermasa bodoh terhadap keadaan kita yang penuh dosa dan terhilang.
Ia membuat kita sadar betapa berdosanya keadaan kita, dan betapa kurangnya kita dalam ukuran kebenaran Allah dan betapa mengerikan penghakiman yang menanti orang-orang berdosa.
b. Roh Kudus Membawa Pertobatan dan Kelahiran Baru. Kelahiran baru berarti dilahirkan kembali secara rohani, perbaikan dan restorasi secara rohani.
" ... bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmatNya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus" (Tit 3:5).
"Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu" (Ef.2:1) (Terjemahan bebas : "Dan kamu yang dahulu mati karena pelanggaran dan dosa-dosamu, kini dihidupkan"). "Rohlah yang memberi hidup" (Yoh 6:63).
c. Ia Membebaskan Kita dari Kuasa Dosa dan Kematian, Sehingga Kita Dapat Menjadi Suci. "Roh yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut" (Rm 8:2).
Sebab hukum Roh yang memberi hidup kepada Kristus telah membebaskan dari hukum dosa dan hukum maut.
d. Ia Memberi di dalam Kita Jaminan Kepastian akan Keselamatan. "Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah" (Rm 8:16).
"Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran" (1 Yoh 5:6).
"Ada tiga yang memberi kesaksian ... Roh, Air dan Darah dan ketiganya adalah satu" (1 Yoh 5:8).
2. Untuk Memberi Kita Kuasa Agar Dapat Hidup Kudus
a. Ia Memimpin Kita Pada Kebenaran. "Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diriNya sendiri tetapi segala sesuatu yang didengarNya itulah yang akan dikatakanNya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang" (Yoh. 16:13).
Ia Mengajar Kita Segala Sesuatu.
"Tetapi Penghibur yaitu Roh Kudus yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu" (Yoh 14:26)
"Sebab di dalam kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima daripadaNya, karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapanNya mengajar kamu tentang segala sesuatu dan pengajaranNya itu benar, tidak dusta - dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikian hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia" (1 Yoh 2:27).
c. Ia Memberi Kehidupan bagi Tubuh Jasmani Kita. "Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh RohNya yang diam di dalam kamu" (Rm 8:11).
Kata "fana" berarti "terikat dengan kematian" dan itu menunjukkan tubuh jasmani kita. Roh memberi kehidupan. Karena itu janji Firman Tuhan adalah : Apabila Roh itu diam di dalam kita, Ia akan memberi kehidupan, kekuatan, kesehatan, dan kegairahan di dalam tubuh kita. Hidup di dalam Roh adalah latihan untuk meningkatkan kesehatan. Keadaan itu akan menambah kekuatan tubuh kita, juga menambah panjangnya umur kita.
d. Ia Memberikan Kita Kekuatan untuk Melayani. "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu dan kamu akan menjadi saksiKu ..." (Kis 1:8).
Yesus menggunakan kata Yunani "dunamis" (diterjemahkan "kekuatan"), dari kata tersebut kita kemudian mendapatkan kata dinamo. Dinamo adalah sebuah mesin yang dapat memberikan kekuatan secara tetap dan terus-menerus.
Seperti itu juga kuasa Roh Kudus yang di dalam kita memberikan kekuatan untuk membuat kita mampu untuk menjadi saksi-saksi (martir) bagi Kristus. Kita bukan saja membawa kesaksian-kesaksian tentang Yesus, tapi sebenarnya kita akan menjadi saksi-saksi bagi Dia.
e. Ia Memperkuat Doa-doa Kita. " ... Berdoalah di dalam Roh Kudus" (Yud 20).
" ... Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya ... " (Ef 6:18).
"Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa, tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus" (Rm 8:26,27 niv).
f. Roh Kudus Memberikan Inspirasi Pujian dan Penyembahan kepada Allah. "... kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah" (Kis 2:11).
"Sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah" (Kis 10:46).
"Karena kitalah ... yang beribadah oleh Roh Allah ..." (Flp 3:3 niv).
"Hendaklah kamu penuh dengan Roh, dan berkata-kata seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani" (Ef 5:18,19).
"Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran" (Yoh 4:24).
g. Ia Menghasilkan Buah-buah Roh di dalam Kehidupan Orang-orang Beriman. "Tapi buah Roh ialah : Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu" (Gal 5:22,23).
Buah-buah Roh tak dapat dihasilkan oleh manusia biasa betapa pun halus budi pekertinya atau pun tinggi pendidikannya.
Sifat-sifat Allah hanya akan tampak di dalam kita apabila Roh Allah ada di dalam kita yang percaya padaNya.

B. MENERIMA ROH KUDUS
1. Anda Harus Menerima Kristus Sebagai Juruselamat.
Persyaratan pertama untuk menjadi calon mendapatkan Baptisan dari Roh Kudus adalah bahwa anda harus menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat anda. Apabila anda menjadi anak-anak Allah, maka anda dapat menerima Karunia dari Roh Kudus itu.
2. Anda Harus Merindukan Berkat Itu
Persyaratan yang kedua adalah bahwa anda harus sangat merindukan berkat itu. Yesus menekankannya sebagai berikut : "Barangsiapa HAUS, baiklah ia datang kepadaKu dan minum" (Yoh 7:37). Adakah anda merasa haus akan air dari Roh itu? Jika memang benar, datanglah pada Yesus dan minumlah. Sangat sederhana sekali.
Ingatlah bahwa untuk itu anda tidak perlu membayar apa-apa. Dan apabila anda ingin membelinya, maka Roh Kudus itu bukan lagi merupakan "karunia/hadiah" (Kis 2:38). Roh Kudus tidak pernah merupakan hasil jerih payah atau upah, karena itu anda tidak dapat berusaha ataupun harus berusaha untuk mendapatkan berkat yang indah itu, Roh Kudus adalah karunia yang kita dapat dengan cuma-cuma.
3. Empat Kata yang Sederhana
Saya ingin memberikan empat kata yang sederhana agar anda dapat menerima berkat yang sangat berharga itu.
Kata-kata itu adalah TOLAK (RENOUNCE), SANTAI (RELAX), TERIMA (RECEIVE), TANGGAP (RESPOND). Marilah kita sekarang memeriksanya satu persatu.
a. Tolak. Paulus menulis pada orang-orang yang bertobat di kota Korintus yang penuh kejahatan: "Tetapi kami menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan ... " (2 Kor 4:2).
Kata Yunani apeipomen, diterjemahkan sebagai menolak, yang berarti "tidak lagi memiliki, semasekali memisahkan diri dan meninggalkan"
"Tetapi telah menolak segala perbuatan tersembunyi (yang ditutupi, yang pribadi, di dalam, yang dirahasiakan) ..."
"Tetapi telah menolak segala perbuatan yang memalukan (ketidak jujuran, menjijikkan) ... "
Untuk menerangkan hal di atas, kita harus telah benar-benar bertobat (berbalik) dari semua dosa yang kita kenal - terutama dosa-dosa yang berkaitan dengan ilmu gaib/sihir, penyembahan nenek moyang, penyembahan berhala, kartu-kartu nujum, sihir, kartu-kartu tenung, daun teh (untuk nujum), ramalan-ramalan, (tukang ramal), kekuatan gaib, penolak bala, jimat-jimat dan lain-lain yang serupa dengan itu.
Alkitab mengatakan bahwa Allah telah memberikan " Roh Kudus ... bagi mereka yang mentaatiNya" (Kis 5:32). Allah memerintahkan kita untuk menolak dan memisahkan diri sama sekali dari hal-hal yang tertutup, yang rahasia, yang tidak jujur dan yang memalukan itu apabila kita menginginkan ROH KUDUSNYA.
"Banyak juga di antara mereka, yang telah menjadi percaya, datang dan mengakui di muka umum, bahwa mereka pernah turut melakukan perbuatan-perbuatan seperti itu. Banyak juga diantara mereka yang pernah melakukan sihir, mengumpulkan kitab-kitabnya lalu membakarnya di depan mata semua orang" (Kis 19:18,19 tlb). Ini adalah langkah pertama yang penting.
Ucapkan doa ini kepada Tuhan: "Tuhan, saya menolak (sebutkan kata-kata di bawah ini, dan apa saja yang telah anda lakukan dalam hidup anda) kuasa dukun, penyembahan berhala, pemujaan leluhur, kartu-kartu nujum, sihir, nujum dengan daun teh, ramalan-ramalan (atau tukang ramal), kekuatan gaib, jimat-jimat dan lain-lain yang serupa."
b. Santai/rileks. Seringkali pada saat kita mencari kepenuhan Roh Kudus, kita merasa tegang. Sebenarnya tidak perlu demikian. Hal itu justru akan menghalang-halangi kita untuk mendapatkanNya.
Karena itu, pertama-tama saya menyarankan anda untuk santai saja. Dengan melemaskan badan, hal ini akan membantu anda untuk santai secara rohani dan emosional. Mengapa tidak dengan santai di suatu tempat. Murid-murid Tuhan pun sedang duduk ketika mereka menerima Roh Kudus pada Hari Pantekosta (Kis 2:2). Karena itu duduk adalah sikap yang baik untuk menerima Roh Kudus. Duduklah dengan nyaman dan lemaskan badan. Anda sedang berada dalam keadaan yang baik, dalam tangan Yesus. Dialah Sang Pembaptis dengan Roh Kudus.
c. Terima. Saat ini adalah saat yang baik dan tepat bagi anda untuk meminta Yesus membaptiskan anda dengan Roh Kudus. Alkitab mengatakan : " ... Bapamu yang di Sorga akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepadaNya" (Luk 11:13).
Mintalah, dengan tenang dan dalam iman.
Janganlah memulai dengan mengemis atau merengek. Anda tidak perlu berteriak ataupun mengerang. Namun apabila Roh Kudus sendiri yang menekan anda untuk melakukan hal itu, tentu tidak ada larangan untuk itu. Sesungguhnya kebiasaan untuk memaksa dengan teriakan dan keluhan justru akan merupakan penghalang bagi kita. Yesus berada bersama dengan anda. Ia akan membaptiskan anda dengan Roh Kudus apabila anda dapat bersikap rileks dan mempersilahkan/membiarkan Dia melakukanNya. Ia dapat mendengar doa anda.
Apabila anda rela dengan tenang meminta Dia untuk memenuhi anda dengan Roh KudusNya, maka anda harus juga percaya dalam iman bahwa Ia telah menjawab doa anda dan TERIMALAH ROH KUDUS DENGAN IMAN.
Ingatlah bahwa kata Yunani untuk roh adalah nafas. Karena itu bukalah mulut anda, ambil nafas dalam dan hiruplah Roh Kudus.
Inilah yang dimaksud Yesus sebagai "minum" (air dari) Roh Kudus. Sama seperti anda membuka mulut untuk minum, bukalah mulut anda untuk meneguk Roh Kudus ini. Bukalah mulut dan tarik nafas dalam-dalam; dan saat anda melakukan hal ini, percayalah bahwa Roh Kudus sedang masuk di dalam kehidupan anda dengan cara yang baru.
Lakukanlah dengan iman. " ... Apa saja yang kamu minta dan doakan; percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu" (Mrk 11:24). Anda sedang melakukannya dengan iman ....
Ingat, ini bukanlah sekedar perasaan. Jangan memberi tanggapan secara emosionil. Pengalaman ini bukanlah suatu pengalaman yang emosionil, pengalaman ini adalah pengalaman rohani. Dapat saja terjadi pengalaman ini mempengaruhi emosi anda. Bila timbul juga perasaan emosionil itu, tetaplah rileks dan nikmatilah. Tapi jika tidak, jangan kuatir. Emosi itu sering kali salah dan tidak dapat dipercaya.
Yang penting, bukanlah apa yang anda rasakan, tetapi apa yang anda yakini. Yakinlah bahwa anda telah menerima Roh Kudus. Ini adalah langkah yang pertama, kemudian "hiruplah" Roh Kudus.
Ketika anda melakukan hal ini, mulailah untuk mengucap syukur pada Allah dengan sukacita dan dengan pujian karena Roh Kudus yang memenuhi anda. Biarlah hati anda menghampiri Allah dengan pujian, dan teruslah minum makin lama makin mendalam dalam Roh.
d. Tanggapi. Kemudian datang pada langkah keempat. Tanggapan anda terhadap Roh Kudus yang mulai memenuhi seluruh keadaan anda.
Setelah anda menarik napas, anda juga harus berkata-kata. Anda telah menghirup; sekarang anda harus mengatakan puji-pujian itu pada Allah, di dalam iman, untuk semua berkat-berkatNya.
Pada saat anda melakukan hal ini, jangan berbicara dalam bahasa anda sendiri. Pujilah Allah, tapi percayalah bahwa Roh Kudus akan memampukan anda untuk melakukannya dengan bahasa baru yang akan diberikan Roh Kudus kepada anda.
Alkitab mengatakan, "Mereka semua mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti diberikan Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya" (Kis 2:4). Perhatikan, yang pertama adalah : "Mereka ... mulai berkata-kata ..." MEREKA yang melakukan kegiatan berkata-kata itu. Inilah bagian yang harus kita lakukan. Suara itu adalah suara mereka. Keluar dari pita suara mereka, dengan menggunakan bibir dan mulut MEREKA. Kemudian yang kedua, perhatikanlah : "Roh itu memberikan mereka kata-kata untuk mengatakannya". Ini adalah bagian yang dilakukan oleh Roh Kudus. Apabila Roh Kudus melakukan bagianNya, kita harus menanggapiNya dengan melakukan bagian kita.
Berkata-kata dalam bahasa lidah adalah suatu mujizat. Kata-kata itu diberikan oleh Roh Kudus kepada kita secara supranatural. Tidak berarti bahwa hal itu adalah hal yang sukar untuk kita lakukan. Artinya sederhana saja, kita harus bekerja sama dengan Allah dan mengucapkan kata-kata yang diberikan Roh Kudus kepada kita untuk kita ucapkan.
Ini dapat digambarkan dengan kisah Petrus berjalan di atas air (Mat 14:29). Saat itu Yesus memanggil Petrus : "Datanglah!" Kemudian kita membaca : "Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus".
Ketika Petrus berjalan di atas air, ia tidak menyadari bahwa ia sedang melakukan sesuatu yang supranatural. Yang ia rasakan ialah ia berjalan sebagaimana biasanya bila melangkah di atas tanah yang padat. Mujizat itu bukan terletak pada berjalannya Petrus, tapi pada kenyataan bahwa ia tidak tenggelam!.
Sama saja dengan saat kita mulai berbicara dalam bahasa lidah. Seperti Petrus menggunakan kaki dan otot-ototnya untuk berjalan, kita gunakan lidah dan bibir kita untuk berkata-kata sebagaimana biasa kalau kita berbicara.
Mujizat bukan terletak pada kegiatan kita dalam berkata-kata, mujizat itu terletak pada bahasa yang diberikan pada kita untuk diucapkan. Dengan perkataan lain, bukan BAGAIMANA anda mengucapkannya, tapi APA yang anda ucapkan, itulah mujizatnya.
Berkata-kata seperti juga halnya dengan berjalan, adalah hal yang biasa saja. Ketika anda mengucapkan kata-kata dalam bahasa yang lain, organ-organ suara anda bekerja seperti biasa pada saat anda berbicara dalam bahasa anda.
Mujizat tampak ketika Roh Kudus memberi anda bahasa yang belum pernah anda pelajari bahkan belum pernah anda dengar sebelumnya.
Saya harus menekankan kemudahan berbicara bahasa lidah ini. Ketika anak-anak menerima pelajaran ini, mereka dapat melakukannya dengan sangat mudah. Namun orang-orang dewasa justru mengalami kesulitan. Mereka sendiri yang membuat hal ini menjadi sulit, karena mereka meyakini bahwa hal itu terlalu sulit untuk mereka lakukan. Beberapa dari mereka bahkan tidak bisa rileks, tapi malah menjadi tegang.
Banyak orang begitu merindukan bahwa hal itu "seharusnya bukan dari mereka sendiri tapi dari Allah". Ingatlah bahwa anda yang berkata-kata dan Roh Kudus adalah pemberi kata-katanya. Jangan duduk termangu saja seperti patung kayu, menunggu Allah mengambil alih pita suara, lalu berkata-kata melalui bibir anda. Lakukanlah bagian anda.
Perhatikan lagi apa yang tertulis dalam Kisah Para Rasul 2:4 : "Mereka" (Para murid) adalah pokok subyek kalimat dalam kalimat itu. Itu sebabnya para muridlah yang dipenuhkan dengan Roh Kudus dan merekalah yang "mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti diberikan Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya". Mereka kemudian mulai berkata-kata.
Apabila anda mulai berbicara dalam bahasa lidah, ANDALAH yang memulainya. ANDALAH yang harus mengucapkannya. Tapi Roh Kuduslah yang memberikan kata-kata itu pada anda. Roh Kudus akan melengkapi anda dengan suara-suara, kata-kata, pilahan kata di dalam pikiran anda.
Mungkin kedengarannya sangat aneh bagi anda. Karena bahasa itu belum pernah anda dengar sebelumnya - mungkin sekali bahasa itu adalah bahasa malaikat atau bahasa sorgawi yang bunyinya sangat berbeda dengan bahasa manapun yang pernah anda dengar di dunia ini.
Apabila Roh Kudus memberi kata-kata tersebut di dalam pikiran anda, ucapkanlah. Ucapkan kata tersebut dengan lantang dan berani, jangan merasa takut. Pada permulaan mungkin anda hanya mempunyai satu atau dua kata. Mungkin anda merasa mengulang-ulang kata-kata tersebut.
Lakukanlah terus. Anda adalah seperti bayi yang baru belajar untuk berkata-kata bahasa sorgawi yang diberikan oleh Bapa kita yang di sorga.
Bahkan nabi Yesaya telah menggambarkan proses ini : "Sungguh, oleh sebab dengan logat yang ganjil dan dalam bahasa asing dia akan berkata-kata kepada bangsa ini ..." (Yes 28:11). Kita mungkin mulai berkata-kata dengan terbata-bata, tapi lama kelamaan lebih banyak kata akan keluar. Kita akan berbicara lebih baik apabila kita berlatih terus, sama seperti anak-anak.
Apabila anda mengucapkannya dengan berani dalam iman, Roh Kudus akan menambah perbendaharaan kata anda. Kelancaran aliran kata itu akan bertambah hingga menjadi seperti sungai yang mengalir keluar dari dalam jati diri anda (Yoh 7:38).
Karena itu ambillah ketetapan bahwa ketika anda menghirup Roh Kudus itu, anda melanjutkannya dengan mengucapkan pujian bagi Allah.
Tetapkanlah bahwa anda akan melakukannya dengan suara anda, tapi tidak dengan bahasa anda sendiri. Harapkan Roh Kudus memberi bahasa yang baru, setiap saat. Kemudian mulailah untuk menyuarakan bahasa baru itu dalam iman.
Ucapkanlah dengan lantang, apapun yang diberikan oleh Roh Kudus dalam pikiran anda. Anda mungkin merasa bibir anda mulai bergetar, dan merasa bahwa mulut anda penuh dengan suara-suara yang aneh. Ucapkanlah dengan keras. Sekali anda mulai mengucapkannya, lakukanlah terus.
Jangan berhenti. Biarkan bahasa itu terus mengalir keluar. Makin mengalir, anda makin merasa bebas berkata. Jangan risaukan seperti apa suara yang keluar itu; itu adalah urusan Roh Kudus. Ia akan memberi anda bahasa tertentu, bahasa yang Ia ingin anda dapatkan. Kemudian, Ia akan memberi anda bahasa-bahasa yang lain - karena hal ini disebut sebagai karunia-karunia lidah (dalam bahasa asing ditulis dalam bentuk jamak - berarti lebih dari satu). Dan apabila anda terus melatih diri dalam Karunia Lidah ini, anda akan berbicara dari satu bahasa ke bahasa yang lain, karena ada bermacam-macam karunia bahasa lidah (1 Kor 12:10).
Sekali anda berbahasa lidah, anda dapat melatihnya kapan saja anda mau. Tergantung dari keputusan dan kehendak anda.
Paulus berkata : "Jadi apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku" (1 Kor 14:15).
Apakah dengan akal budi ataukah dengan Roh, anda dapat berdoa kapan saja ANDA SUKA.
Latihlah kemampuan ini setiap hari dan beberapa kali sehari. Setiap kali anda melakukannya, maka hal itu akan membawa kekuatan dan berkat bagi anda, seperti apa yang dikatakan rasul Paulus :
"Siapa yang berkata-kata dalam bahasa Roh, ia membangun dirinya sendiri ..." (1 Kor 14:4 rsv). Setiap kali anda berbicara dan berdoa dalam bahasa roh, anda sedang membangun diri anda sendiri secara rohani.
Ini adalah satu-satunya Karunia Roh yang satu ini, membangun orang yang mempraktekannya. Sedangkan semua manifestasi yang lain dari Roh Kudus adalah untuk membangun (memperlengkapi) orang lain. Berdoa dengan bahasa lidah memampukan anda untuk "membangun diri sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci" (Yud 20).

C. MENGAPA BERBICARA DALAM BAHASA LIDAH?
Apa tujuannya atau apa faedah berbicara dalam bahasa yang tidak dipahami ?
Berikut ini adalah daftar singkat keuntungan-keuntungan berkomunikasi dengan Allah dalam bahasa yang diberikan Roh.
1. Ini Merupakan Bukti Pertama Yang Alkitabiah dan Yang Konsisten dari Baptisan Roh Kudus
"Lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain seperti yang diberikan Roh itu kepada mereka untuk diucapkan" (Kis 2:4).
"Sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa Roh dan memuliakan Allah" (Kis 10:46).
"Roh Kudus turun ke atas mereka dan mereka mulai berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat" (Kis 19:6).
2. Ini Merupakan Kehendak Allah Atas Kita
Allah berkata (melalui Paulus) : "Aku suka supaya kamu semua berkata-kata dalam bahasa roh" (1 Kor 14:5). Paulus juga berkata : "Aku mengucap syukur pada Allah, bahwa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih dari pada kamu semua" (1 Kor 14:18).
Perhatikanlah penekanan yang menunjukkan keeratan hubungan ini : "Aku mengucap syukur pada Allahku ... ". Bercakap dengan Allah dalam bahasa lidah menambah dan menguatkan kesadaran seseorang akan hubungan yang lebih pribadi dan persekutuan dengan Allah. Paulus mengucap syukur pada Allah karena :
KEMAMPUANNYA untuk berbahasa Roh, karena hal ini hanya dapat diberikan oleh Allah melalui RohNya.
PELUANG untuk kehormatan/kebanggaan mengucapkan bahasa yang begitu suci dan mengandung kedalaman rahasia yang sangat pribadi.
KETERSEDIAAN di dalam berkat besar ini, sehingga saat apapun, di manapun, dalam keadaan apapun, seseorang dapat secara intim berhubungan dengan Allah. Mungkin kita berdoa, bernyanyi mengucap syukur atau memuliakan Allah di dalam Roh. Saat itu saya dapat merasa rileks, disegarkan dan dibangun oleh latihan rohani ini.
3. Ini Merupakan Cara Pengobatan dari Pembasuhan dan Pembebasan
Dalam Roma 8:26, Paulus menyatakan bahwa salah satu kelemahan seseorang ialah kita tidak selalu tahu bagaimana seharusnya kita berdoa.
Kadang-kadang kita menyadari bahwa kita membutuhkan bantuan dan pertolongan, tapi kita tidak mengerti apa yang salah dan bagaimana seharusnya kita berdoa mengenai hal tersebut.
Namun Roh Kudus dapat mengatasi kesenjangan ini. Ia menyelidiki hati kita dan menemukan keberadaan kita serta apa yang kurang dalam diri kita. Ia pun mengerti apa "Pikiran Roh" itu - yaitu kehendak Allah untuk kita.
"Ia kemudian mulai berdoa bagi kita "sesuai dengan kehendak Allah", sehingga membawa kita kepada kesesuaian dengan kehendak itu. Ia berdoa mengenai ketimpangan, kegalauan, kebingungan kita, serta pikiran-pikiran yang negatif yang telah menghalang-halangi kita dan Ia berdoa untuk tujuan Allah yang positif, yang kuat, dan yang menguntungkan bagi kehidupan kita.
Doa semacam ini adalah cara doa yang paling berkuasa untuk "memperbaharui pola pikiran kita".
4. Hal Itu adalah Sumber dari Pembangunan Secara Pribadi
"Siapa yang berkata-kata dalam bahasa roh membangun dirinya sendiri ... " ( 1 Kor 14:4 ). Kata "membangun" berasal dari kata "bangunan", atau suatu gedung. Jadi "membangun" berarti mendirikan bangunan (gedung).
Kapan saja kita berkata-kata dalam bahasa lidah, walaupun kata-kata yang kita ucapkan itu sama sekali tidak kita pahami dengan pikiran, kita sedang membangun diri sendiri secara rohani. Kita tumbuh makin lama makin kuat setiap kali kita melatihnya.
5. Ini Merupakan Suatu Sarana/Wadah Hubungan yang Intim dalam Persekutuan dengan Allah
Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun yang mengerti bahasanya; oleh Roh ia mengucapkan hal-hal yang rahasia ( 1 Kor 14:4 ). Tujuan utama dari latihan berkata-kata dalam manusia, tapi bahwa kita berbicara dengan Allah.
Persekutuan dengan Allah lewat cara ini, membebaskan kita dari keterbatasan dan ketentuan-ketentuan pikiran manusiawi kita. Kita tidak dibatasi untuk hanya mengucapkan sesuatu yang telah kita pelajari dengan intelektualitas kita.
Kita dibebaskan untuk mengatakan juga hal-hal yang diajarkan Roh Kudus pada kita secara intuisif (lihat 1 Kor 2). Kita dapat berhubungan dengan Allah mengenai hal-hal yang sangat mendalam, yang tetap merupakan rahasia bagi pikiran kita.
Inilah kedalaman hubungan yang dimaksud Daud saat mengatakan : "Samudera raya berpanggil-panggilan ..." (terjemahan bebas: "Dari kedalaman memanggil ke kedalaman .. ") (Mzm 42:8). Kedalaman rohani manusia kita berhubungan dengan kedalaman keadaan Allah, timbal-balik.
6. Hal Ini Membuat Kita Sadar Akan Kehadiran Roh Kudus Di dalam Kita
Kapan saja kita berkata-kata dalam bahasa lidah, kita segera sadar akan adanya pergerakan dan aktivitas Roh Kudus yang berdiam di dalam kita. Kesadaran akan eratnya kita dengan Roh Kudus yang ada di dalam kita akan bertambah apabila kita bersekutu dengan Allah dengan kata-kata yang diberikan/diucapkan Roh Kudus lewat kita. Kita adalah saluran atau sarana yang digunakan Roh Kudus untuk menyatakan pujian dan penyembahan pada Bapa.
7. Hal Ini Menolong Kita Untuk Mempercayai Allah Secara Utuh / Lebih Sempurna
Mengembangkan kehidupan dalam Roh adalah suatu langkah iman saat setiap pernyataan dalam bahasa lidah merupakan tindakan iman. Allah mulai membawa kita dari suasana membangun diri sendiri pada tingkat membangun Tubuh Kristus, (1 Kor 14:6), setiap fase baru adalah langkah yang segar dalam iman.
8. Hal Ini Merupakan Pelepasan Dari Emosi Yang Positif
Baptisan dalam Roh Kudus bukanlah pengalaman emosionil; namun suatu pengalaman yang rohani.
Namun demikian, emosi kita berpeluang memberi tanggapan pada pengalaman ini dan turut terlibat di dalamnya. Seringkali emosi kita digetarkan oleh Roh Kudus dan kita mengungkapkan isi hati kita sesuai dengan yang digerakkan oleh Roh Kudus.
Ini bukanlah hal yang negatif ataupun membahayakan, tapi sebaliknya memberikan kesehatan dan keuntungan bagi kita.
Sangat banyak orang Kristen, sama sekali menolak atau menekan emosi mereka, seolah-olah pernyataan emosional merupakan sesuatu yang jahat atau dosa. Sebenarnya tidaklah harus demikian. Kita adalah makhluk yang emosional. Allah telah menjadikan kita begitu, agar kita dapat berfungsi seutuhnya, maka harus ada pernyataan/ekspresi emosional dari waktu ke waktu.
Apabila emosi itu dipengaruhi dan didorong oleh Roh Kudus yang ada di dalam kita, kita tentu dapat memastikan bahwa pernyataan emosional kita akan merupakan hal yang paling sehat dan paling indah.
Hal tersebut akan membasuh dan melepaskan kita. Juga menguatkan dan membangun kita. Jangan kita merasa takut. Berilah kebebasan pada emosi untuk mengeluarkan pernyataannya. Anda akan menjadi lebih sehat dan lebih bahagia semakin anda melatihnya.
9. Hal Itu Merupakan Kesempatan Bagi Kita Untuk "Mengucap Syukur" Pada Allah Yang Menyenangkan Hati Allah
Pernahkah anda merasa tidak mampu atau tidak cukup kata-kata untuk menyatakan rasa syukur dan terima kasih kita, rasa pemujaan kita pada Allah ? Pernahkan anda merasa bahwa perbendaharaan kata-kata anda begitu kurang untuk menyatakan rasa terima kasih yang menumpuk di dalam hati kita? Inilah cara untuk menyatakan perasaan itu.
Paulus mengatakan bahwa kita dapat : "mengucap syukur dengan sangat baik" (1 Kor 14:17) dengan berterima kasih kepadaNya dalam Roh, dalam bahasa yang Ia berikan pada kita. Mengucap syukur dengan cara ini, menggunakan Karunia Lidah, merupakan sesuatu yang lebih tinggi daripada apapun yang dapat dipikirkan atau dikatakan seseorang. Sikap tersebut merupakan suatu penerobosan terhadap keterbatasan kita dan melayani Tuhan di dalam Roh KudusNya (Yoh 4:24).
10. Ini Memampukan Seseorang Untuk Berdoa "Dalam Roh"
"Jadi apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku" (1 Kor 14:15).
"Tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu yaitu bahwa Ia sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus" (Rm 8:26,27).
"Akan tetapi saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus" (Yud 20).


11. Ini adalah Sumber Dari Perhentian Dan Penyegaran
"Sungguh oleh orang-orang yang berlogat ganjil dan oleh orang-orang yang berbahasa asing akan berbicara kepada bangsa ini. Dia yang telah berfirman kepada mereka `Inilah tempat perhentian, berilah perhentian kepada orang yang lelah; inilah tempat peristirahatan' tetapi mereka tidak mau mendengarkan" (Yes 28:11,12).
Bersekutu dengan Allah dalam bahasa lidah adalah pengalaman yang paling menyegarkan. Tubuh dan pikiran dapat merasa rileks sepenuhnya. Kita tidak perlu memikirkan apa yang harus kita ucapkan atau bagaimana harus kita ucapkan. Roh Kudus itu mengalir terus dari dalam kita dalam hubungan yang sempurna dengan Bapa, dan kita menerima keuntungan dari keindahan hubungan itu. Hal itu sama seperti obat kuat bagi roh, jiwa dan tubuh.
12. Ini Suatu Pelayanan Puji-pujian Dan Penyembahan Bagi Allah
" ... Kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah" (Kis 2:1).
"Sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah" (Kis 10:46).
"Dan berkata-katalah seorang kepada yang lain, dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani (nyanyian yang diberikan oleh Roh Kudus). Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati" (Ef 5:19).
Seringkali saat kita berkata-kata dalam bahasa lidah, Roh Kudus itu menyembah, memuji dan memuliakan Allah. Roh Kudus memuliakan (menyatakan kebesaran) pekerjaan Allah melalui kita. Bukankah hal itu merupakan suatu kehormatan dan sukacita yang besar, bahwa Ia mau memakai bibir kita untuk menyuarakan pujian yang begitu mulia bagi Allah!
13. Menyanyi Dalam Roh
"Aku akan berdoa, menyanyi dengan rohku, tetapi aku akan berdoa menyanyi juga dengan akal budiku" (1 Kor 14:15).
" ..... nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu" (Ef 5:19 lihat juga Kol 3:16).
14.Cara Alkitabiah Untuk Menjaga Kepenuhan Roh Kudus
"Hendaklah kamu penuh dengan Roh, dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani ... " (Ef 5:18,19). Melayani Tuhan dengan menggunakan bahasa lidah adalah cara yang tepat untuk memelihara penuhnya kita dengan Roh Kudus. Karena itu kita seharusnya melakukan hal ini setiap hari, bahkan banyak kali dalam sehari.
15.Bila Disertai Dengan Penafsirannya Akan Menguatkan Orang Lain
"Sebab orang yang bernubuat lebih berharga daripada orang yang berkata-kata dalam bahasa roh, kecuali kalau orang itu juga mentafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun" (1 Kor 14:5b).
Dalam kita sendiri, bahasa ibadah atau bahasa doa pribadi seseorang yang kita pakai untuk menyembah dengan bahasa lidah adalah untuk menguatkan/memperlengkapi mereka yang mempraktekkannya. Jika kita mempergunakannya, kita sendiri yang dibangun oleh bahasa itu. Namun bahasa lidah ini akan menjadi berkat bagi orang lain kalau bahasa itu ditafsirkan bagi mereka. Karena itu seseorang yang berdoa dalam bahasa lidah haruslah berdoa agar ia juga dapat menafsirkannya sehingga orang percaya lainnya dapat dibangunkan juga (1 Kor 14:12, 13).
16.Bahasa Lidah Adalah Kunci Untuk Membawa Pikiran Kristus Ke dalam Pikiran Kita (Yak 1:26, 3:1a)
Yakobus mengajar kita bahwa lidah adalah "pusat kendali dari seseorang. Lidah adalah seperti kemudi kapal dan seperti kekang pada mulut kuda" (Yak 1:26, 3:1-18). Apabila kita menyerahkan pusat kendali itu pada Roh Kudus, Roh itu akan membawa semua percakapan kita di bawah kontrol (kendali) dari Kristus.
Penyerahan diri kita pada Roh Kudus lewat karunia lidah menyebabkan dari dalam kita akan mengalir air kehidupan yang manis, yaitu Firman Tuhan. Dengan menggunakan karunia setiap hari secara teratur, kita akan mendapat kekuatan untuk melawan pembicaraan yang negatip dan kritis - seperti yang dikatakan Yakobus sebagai "air pahit" (Yak 3:11).
Inilah caranya untuk menghasilkan pikiran Kristus di dalam kita, sehingga kita hanya mengucapkan hal-hal yang berguna untuk membangun diri kita sendiri dan membangun sesama kita (Ef 4:29). Berkata-kata dalam bahasa lidah menyucikan dan membaharui pikiran kita yang merupakan sumber dari percakapan dari jalan hidup kita.


Bab 3
Karunia Roh Kudus
A. KETERANGAN/GAMBARAN TENTANG KARUNIA-KARUNIA
Kebangunan Rohani besar-besaran yang sedang melanda dunia pada saat ini sering disebut "Pergerakan Karismatik".
Ungkapan ini telah dipakai untuk menggambarkan suatu aspek yang sangat penting dari kegerakan ini. Karunia-karunia (dalam bahasa Yunaninya = charisma) Roh sedang dipulihkan di dalam gereja. Dan ini menghasilkan manifestasi-manifestasi yang begitu penuh kuasa dalam gereja Perjanjian Baru.
Manifestasi-manifestasi atau Karunia-karunia Roh ini, (secara jelas) telah hilang sama sekali dari Gereja selama berabad-abad. Dalam lima puluh tahun terakhir, Allah telah memulihkan karunia-karunia tersebut dan karya pemulihan dari Allah ini makin lama makin besar dalam 20 tahun terakhir.
Pembaharuan Karismatik telah menembusi setiap bagian dari Gereja Kristen, dengan membawa kehidupan dan kuasa.